Seseorang yang akan menemuimu di satu hari yang membahagiakan, seolah menjadi saksi bahwa ketetapan-Nya itu nyata. Seseorang yang bersedia untuk datang. Seseorang yang akan menjawab seluruh doa-doa selama masa penantian. Seseorang yang kamu minta kepada yang maha tepat.
Bisa saja ia yang selalu berada disampingmu, bisa juga ia adalah seseorang yang belum pernah kamu temui. Langkahnya dan langkahmu dituntun oleh-Nya, bertemu disatu titik yang sama, dalam waktu yang tepat dan keadaan yang tepat. Tidak ada yang tahu, kecuali Allah.
Waktu akan berjalan dengan sendirinya, sesuai kehendak-Nya. Tidak tergesa apalagi memaksa. Apa yang kita sangka baik, belum tentu sepenuhnya baik, pun sebaliknya. Jalani hari dengan sebaik-baiknya, dengan kesabaran bahwa akan ada jalan ini menemui satu sudut yang berbeda. Sudut yang terbentuk dari pertemuan kamu dan dia.
Jika hari itu datang, kamu akan memintanya untuk mencintaimu. Jika kamu saja tidak dapat mencintai dirimu sendiri, mengapa kamu harus memintanya untuk mencintaimu? Jika hatimu tidak membawamu pada kebaikan, mengapa ia yang baik harus membawamu pada hatinya?
Jika kamu berani untuk memilihnya maka kamu harus siap jika ia memilihmu kembali. Hanya saja, itupun jika ia bersedia. Tidak selalu apa yang kamu pilih akan berkehendak seperti apa yang kamu harapkan. Apakah rasa dari apel manis? Atau tidak? Kita berharap dengan kemanisannya, namun nyatanya itu bisa membuat mukamu masam.
Sabarlah hati, sabarlah keinginan. Yakinlah jika perjalanan hidup ini sudah diatur. Allah mengetahui mana yang terbaik untuk kita dan juga kapan waktu yang tepat untuk kita miliki. Bukankah sehelai daun jatuh saja sudah ditetapkan? Bukankah Allah menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan? Lantas apa yang kamu khawatirkan?
Komentar
Posting Komentar