Langsung ke konten utama

LAPORAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER I FISIOLOGIS

 BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1     Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang karena kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan masalah yang kompleks dan berkepanjangan. Bahkan sampai saat ini masalah tersebut belum teratasi. Padahal, AKI merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya kesehatan ibu dan anak pada suatu negara.

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017, AKI di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar  mencapai target SDGs di tahun 2030. Menurut Profil Kesehatan Kota Surabaya pada tahun 2016, angka Kematian Ibu di Kota Surabaya tahun 2016 sebesar 85,72 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 87,35 per 100.000 kelahiran hidup. Namun penurunan yang terjadi tidak signifikan.

Dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016 disebutkan penyebab tertinggi kematian ibu adalah adalah pre eklampsi/eklampsia. Penyebab utama tersebut dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) secara komprehensif. Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), capaian cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 adalah 97%, sedangkan cakupan K1 Kota Surabaya berada sedikit dibawah nilai rata-rata provinsi.

Selain itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi komplikasi yang terjadi selama kehamilan adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam deteksi dini kelainan yang dapat terjadi selama kehamilan. Sehingga komplikasi dapat dicegah dan segera ditangani sedini mungkin apabila sudah terdeteksi. Sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan profesional yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas harus mendeteksi, mencegah, dan mengatasi sejak dini komplikasi yang akan terjadi. Oleh karena itu, penulis membuat laporan yang berjudul “Laporan Pendahuluann Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Fisiologis Trimester I di Puskesmas B Kota Surabaya”, dengan harapan laporan ini dapat menjadi tahapan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara komprehensif sehingga komplikasi dapat dihindari.

 

1.2     Tujuan

1.2.1   Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis trimester I dengan menerapkan pola pikir manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian SOAP

1.2.2   Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu dengan benar :

                        1.       Melaksanakan pengkajian data subjektif dan objektif kasus kebidanan pada ibu hamil trimester I.

                        2.       Menegakkan diagnosis dan masalah aktual kasus kebidanan pada ibu hamil trimester I.

                        3.       Menegakkan diagnosis dan masalah potensial kasus kebidanan pada ibu hamil trimester I.

                        4.       Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera kasus kebidanan pada ibu hamil trimester I.

                        5.       Mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I.

                        6.       Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I.

                        7.       Mengevaluasi penatalaksanaan asuhan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I.

                        8.       Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan SOAP

                        9.       Menganalisis asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I yang telah dilaksanakan dengan teori yang ada.

1.3         Manfaat

1.3.1   Bagi mahasiswa

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil, khususnya pada trimester I.

1.3.2   Bagi institusi

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi mahasiswa lain di institusi pendidikan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1    Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1   Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan janin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan juga disebut sebagai keadaan mengandung janin dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa (KBBI, 2017).

Federasi Obstetri Ginekologi Internasional mendefinisikan kehamilan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan dihitung sejak fertilisasi hingga bayi lahir yang berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, yaitu trimester I (0 - 12 minggu, trimester II (13 – 27 minggu) dan timester III (28 – 40 minggu) (Prawirohardjo, 2009).

Jadi secara umum dapat diartikan bahwa kehamilan merupakan proses fisiologis yang diawali pertemuan antara sel sperma dan sel ovum, berimplantasi di dalam uterus, hingga berkembang menjadi janin selama 40 minggu atau 10 bulan dihitung dari hari pertama haid terakhir.

 

2.1.2   Proses terjadinya kehamilan


Proses kehamilan menurut Manuaba (2008), merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri:

a.    Ovulasi

Proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang komplek (Manuaba, 2008). Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) yaitu oogonia, oosit pertama (primary oocyte), primary ovarium follicle, liquor follicully, pematangan pertama ovum dan pematangan kedua ovum pada waktu terjadi pembuahan. 

b.    Migrasi spermatozoa dan ovum

Secara embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis. Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel-sel interstisial leydig, sel-sel spermatogonium mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis. Urutan pertumbuhan sperma yaitu spermatogonium membelah menjadi 2 secara mitosis, spermatosit pertama membelah menjadi 2 (2n) secara meiosis (I), spermatosit 2 membelah menjadi 2 (n) secara meiosis (II), spermatid kemudian tumbuh menjadi spermatozoa.

c.    Konsepsi

Peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba falopi. Dalam beberapa jam setelah pembuahan, terjadi pembelahan zygot selama 3 hari sampai stadium morula. Pembelahan terus terjadi dan didalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula. Pertumbuhan dan perkembangan terus terjadi, blastula dengan vili korealis yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium makin gembur dan semakin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua.

d.   Nidasi

Proses masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi (blastula) kedalam endometrium/desidua. Nidasi atau implantasi terjadi dibagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Nidasi terjadi hari ke-6-7 setelah konsepsi.

e.    Pembentukan plasenta

Penyebaran sel trofoblas pada blastula mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang tidak merata sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam kedalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.

f.     Tumbuh kembang janin sampai aterm

Janin mengalami dua tahap kehidupan didalam rahim sejak terjadinya konsepsi yaitu tahap embrionik (konsepsi – 8 minggu), dimana terjadi diferensiasi yang cepat dari ovum yang telah dibuahi hingga menjadi orgamisme yang secara anatomik telah menyerupai manusia. Tahap ke dua adalah tahap fetal dimana terjadi pertumbuhan janin yang cepat hingga membentuk jasad manusia yang sempurna dan peningkatan fungsi organ-organ.

Tabel 2.1 Perkembangan fungsi organ janin

Usia Gestasi

Organ

6 minggu

Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah terbentuk, namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh

7 minggu

Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah

8 minggu

Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genetalia eksterna. Sirkulasi melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk

9 minggu

Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk muk janin, kelopak mata terbentuk namun tidak membuka sampai 28 minggu

13-16 minggu

Janin berukuran 15 cm. Kulit janin masih transparan, mulai tumbuh lanugo (rambut janin). Janin bergerak aktif, menghisap dan menelan air ketuban. Terbentuk mekonium dalam usu. Jantung berdenyut 120-150 x/menit

17-24 minggu

Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi vernikskaseosa. Janin mempunyai refleks

25-28 minggu

Terdapat perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh. Mata sudah membuka.

(bila lahir diusia ini maka kelangsungan hidup sangat sulit)

29-32 minggu

Tulang terbentuk sempurna, gerakan napas telah reguler, suhu relatif stabil.

(Bila lahir diusia ini maka kemungkinan hidup 50-70%)

33-36 minggu

Berat janin 1500-2500 gram. Lanugo mulai berkurang

38-40 minggu

Kehamilan aterm. Bayi meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang dalam batas normal

Sumber : Prawirohardjo (2009)


 

2.1.3   Tanda kehamilan

a.    Tanda Presumtif

Menurut Mochtar (2011), tanda presumtif merupakan tanda mungkin hamil yang dirasakan oleh ibu meliputi:

1.    Amenorea (tidak mendapat haid)

2.    Mual dan muntah (Nausea and vomiting): biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hyperemesis gravidarum.

3.    Sering buang air kecil : biasanya ditemukan pada TM I akibat dari kandung kencing tertekan uterus yang mulai membesar, dan pada TM III karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.

4.    Pigmentasi kulit : terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanosfor dan kulit.

5.    Anoreksia (tidak nafsu makan) : terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.

6.    Payudara menjadi tegang dan membesar : disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.

7.    Obstipasi : terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.

8.    Epulis : merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae sering terjadi pada TM I.

9.    Varises : biasanya dijumpai pada daerah genitalia eksterna, fossa poplilea, kaki dan betis.

10.     Mengidam : sering dialami pada bulan-bulan pertama kehamilan berupa keinginan meminta makanan atau minuman tertentu

11.     Pingsan : biasanya bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.

b.    Tanda-tanda mungkin hamil

Menurut Mochtar (2011), tanda mungkin kehamilan adalah :

1.    Perut membesar : karena uterus membesar, dimana terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi Rahim

2.    Tanda hegar : ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu. Isthmus uteri sedemikian lunaknya hingga jika diletakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan lainnya pada dinding perut diatas symphyse, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix.

3.    Tanda chadwick : perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-biruan. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen

4.    Tanda piskasek : perubahan uterus yang menjadi tidak rata/asimetris berupa pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.

5.    Tanda braxton-hicks : uterus mudah berkontraksi jika dirangsang atau pada saat di palpasi

6.    Teraba ballottement : teraba tanda benda terapung/melayang dalam cairan, biasanya muncul pada minggu ke 16-20 setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan ciran amnion cukup banyak.

7.    Chloasma gravidarum : berupa hyperpigmentasi kulit pada muka, areola dan papilla mamae. Biasanya hyperpigmentasi linea alba (putih) yang menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).

8.    Reaksi kehamilan positif : pada tes kehamilan positif karena adanya gonadotropin korionik pada urin dan serum

c.    Tanda-tanda Pasti (tanda positif)

1.    Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin

2.    Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18 dan menggunakan doppler pada minggu ke-12

3.    Pemeriksaan USG

2.1.4   Perubahan anatomi dan fisiologi pada kehamilan

a.    Perubahan fisik

1.    Perubahan pada alat genital dan payudara

a)    Uterus

Uterus mengalami perubahan sesuai dengan pembesaran hasil konsepsi. Perubahan ini dipengaruhi oleh peningkatan kadar estrogen dan progesterone. Sesuai usia kehamilan, uterus membesar sebesar telur bebek pada minggu ke-8, sebesar telur angsa pada minggu ke-12, pada minggu ke-16 sebesar kepalan tinju orang dewasa dan semakin membesar sesuia usia kehamilan. Ketika usia kehamilan sudah aterm dengan pertumbuhan janin normal, tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu mencapai 25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari di bawah prosesus xyfoideus (Ai Yeyeh, dkk, 2009). Berat uterus sampai aterm mencapai 30 kali beratnya sebelum hamil, dan kapasitas isinya kerang lebih lima liter (Siswosudarmo dan Emilia, 2008).

b)   Vagina

Vaskularisasi vagina meningkat sampai terjadi perubahan warna kebiru-biruan. Jaringan ikat vagina mengalami retensi air dan elektrolit sehingga menjadi longgar. Mukosa vagina semakin menebal.sekresi vagina meningkat sehingga mengubah keseimbangan asam basanya (Manuaba, 2008).

c)    Serviks

Terjadi peningkatan vaskularisasi daerah pelvis sehingga memicu terjadinya edema, hyperplasia, dan hipertropi kelenjar serviks. Kanalis serviks tertutup oleh plak mukosa sehingga tidak terjadi infeksi asendens dari vagina (Manuaba, 2008).

d)   Payudara

Payudara tumbuh besar karena proliferasi asini maupun duktus liktiferus. Pertumbuhan mammae dipacu oleh estrogen dan prolaktin. Pada kulit timbul striae dan beberapa vena tampak membesar, muncul di permukaan. Areola dan papilla mengalami hiperpigmentasi. Pada beberapa bulan kehamilan, dari papilla dapat keluar kolostrum bila dilakukan masase ringan (Siswosudarmo dan Emilia, 2008).

2.    Perubahan sistem endokrin

Perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone serta hormon-hormon lainnya yang dikeluarkan oleh janin.

a)    Estrogen; produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir kehamilan. Kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil (Siswosudarmo dan Emilia, 2008). Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium serta pelepasan hormon hipofisis (Suseno, dkk, 2009).

b)   Progesterone; produksi progesterone meningkat lebih banyak dibanding estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesterone mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi dan diuretis otot polos, relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli, dan perubahan sekretorik dalam payudara.

c)    Hormon lainnya: Dihasilkan hormon corionik gonadotropin (HCG). Terdapat hormon laktogenik plasenta dan prolaktin. Terjadi peningkatan hormon tiroid. Konsentrasi hormon paratiroid dalam plasma menurun pada TM 1 dan meninggi sepanjang sisa kehamilan.

3.    Perubahan sistem respiratorius

a)    Perubahan struktur. Mukosa saluran respiratorius atas menjadi oedem dan produksi mucus meningkat yang menyebabkan rasa sumpek dan gejala flu kronik. Sudut subcosta meningkat selama hamil. Diameter tranversa dan lingkaran dada juga meningkat awal selama kehmilan. Pada akhir kehamilan, diafragma naik, tetapi gerakan diafragma pada setiap napas menjadi bertambah.

b)   Volume tidal meningkat 30-40% selama kehamilan. Progesterone menurunkan ambang karbondioksida dalam pusat respirasi. Volume cadangan ekspirasi dan kapasitas residual fungsi menurun selama hamil, tetapi kecepatan respirasi dan kapasitas vital tetap sama (Siswosudarmo dan Emilia, 2008).

4.    Perubahan sistem urinaria

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan semakin tuanya usia kehamilan bila uterus gravidarus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, saat kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.

Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria yang disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi di tubulus tidak berubah sehingga dapat dikeluarkan lebih banyak urea, asam uric, glukosa, asam amino, dan asam folik dalam kehamilan (Ai Yeyeh dkk, 2009).

5.    Perubahan sistem gastrointestinal

Perasaan tidak enak di ulu hati disebabkan oleh perubahan posisi lambung dan aliran darah balik asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Pada trimester I sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG. Ibu hamil semakin sering meludah dan tidak makan. Hemoroid sering terjadi karena tekanan venosa dibagian bawah tubuh. Konstipasti terjadi karena pengaruh progesterone (Siswosudarmo dan Emilia, 2008).

6.    Perubahan sistem skeletal

Uterus yang membesar akan memperbesar derajat lordosis sehingga sering menyebabkan sakit pinggang. Bila ibu hamil mengalami defisiensi kalsium, dapat terjadi demineralisasi tulang dan/atau gigi. Sendi-sendi panggul menjadi lebih mobile (Siswosudarmo dan Emilia, 2008).

7.    Perubahan sistem metabolism

BMR (Basal Metabolik Rate)  akan meningkat 15- 20 % pada trimester III. Terjadi perubahan dalam keseimbangan asam-alkali, dimana pada wanita tidak hamil  155 mEq/lt menjadi 145 mEq/lt. Na serum menurun dari 142 menjadi 135 mEq/lt. Bicarbonat plasma menurun dari 25 menjadi 22 mEq/lt. Pada ibu hamil sering adanya keluhan BAK pada trimester I dan III.

Peningkatan sekresi berbagai hormon seperti tiroksin, hormon korteks adrenal, dan hormon-hormon kelamin, kecepatan metabolisme basal ibu hamil meningkat sekitar 15% selama pertengahan akhir kehamilan. Akibatnya, wanita hamil sering merasa kepanasan.

8.    Perubahan sistem kardiovaskular

a)    Cardiac output

Cardiac output maternal meningkat 30-50% selama kehamilan. Cardiac output mencapai kadar maksimum selama trimester I atau II dan tetap tinggi sampai persalinan. Penurunan cardiac output pada saat posisi supinasi karena adanya kompresi vena kava (pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003).

 

b)   Tekanan darah

Penurunan tahanan vaskuler perifer selama kehamilan terutama disebabkan karena relaksasi otot polos sebagai akibat pengaruh hormon progesterone. Penurunan dalam peripheral vascular resistance mengakibatkan penurunan tekanan darah selama usia kehamilan pertama. Tekanan sistolik turun 5-10 mmHg dan diastolic 10-15 mmHg. Setelah usia kehamilan 24 minggu, tekanan darah sedikit demi sedikit naik dan kembali kepada tekanan darah sebelum hamil pada saat kehamilan aterm (pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003).

c)    Volume plasma dan sel darah merah

            Volume darah meningkat sekkitar 1500 ml (nilai normal 8,5% - 9% BB). Peningkatan terdiri atas 1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah. Peningkatan mulai terjadi pada minggu ke-10 sampai ke-12 mencapai puncak sekitar 30% - 50% di atas volume tidak hamil pada minggu ke-20 sampai ke-26 dan menurun setelah minggu ke-30. Volume darah ibu hamil bertambah secara fisiologi dengan adanya pencairan darah atau hidraemia. Meskipun produksi sel darah merah meningkat, nilai normal hemoglobin dan hematokrit menurun secara menyolok. Kondisi ini disebut anemia fisiologis.

Penurunan lebih jelas terlihat pada trimester kedua, saat terjadi ekspansi volume darah yang cepat. Apabila nilai hemoglobin turun sampai 10 gr% atau lebih atau hematokrit turun sampai 35% atau lebih, maka ibu hamil dalam keadaan anemis (Ai Yeyeh dkk, 2009).

b.    Perubahan Psikologi

1.    Trimester I

     Periode ini disebut periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia hamil. Perubahan psikologi yang terjadi yaitu merasa tidak sehat dan benci kehamilannya, selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya, mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil, kehamilan masih dirahasiakan, mengalami gairah seks tinggi, tapi libido menurun, sebagian besar perempuan bersikap ambivalen tentang kehamilannya apalagi bagi yang belum siap hamil. Ibu saat ini khawatir kehilangan bentuk tubuh, membutuhkan penerimaan kehamilan oleh keluarga, dan mengalami ketidakstabilan emosi dan suasana hati, perasaan was-was, takut, cemas, gembira, dan lainnya

2.    Trimester II

Biasa disebut periode kesehatan, perubahan psikologi seperti:

a)    Ibu merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya

b)   Ibu mulai merasakan gerakan bayinya dan merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya

c)    Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa bebannya

3.    Trimester III

Biasa disebut periode menunggu, perubahan psikologi seperti:

a)    Ibu punya ketakutan mengenai beberapa hal yaitu takut memiliki bayi cacat, takut akan proses kehamilan, dan takut akan kehilangan bayinya

b)   Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya

c)    Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam keadaan tidak normal

d)   Rasa tidak nyaman kembali terjadi, merasa dirinya aneh dan jelek

e)    Semakin ingin menyudahi kehamilannya

f)     Tidak sabaran dan resah

g)   Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya

h)   Mulai menebak-nebak jenis kelamin bayinya dan mempersiapkan nama

i)     Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya

2.1.5   Ketidaknyamanan Umum pada Ibu hamil TM I

Perubahan-perubahan fisik maupun psikologis pada ibu hamil, sering mengakibatkan timbulnya beberapa masalah ringan, seperti :

a.    Mual & muntah

Disebabkan karena perubahan hormonal, motilitas lambung dan peristaltic yang lambat, serta faktor-faktor emosi lain. Ibu hamil dianjurkan untuk makan porsi kecil namun sering, mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, menghindari makanan beraroma kuat atau menyengat, memperbanyak minum dan mengkonsumsi vitamin B6

b.    Sering kencing

Peningkatan berat pada fundus uteri membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar), menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih, yang kemudian menyebabkan kapasitas kandung kemih menurun. Ibu hamil dianjurkan untuk mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga ibu tidak perlu bolak-balik ke kamar mandi, namun ibu tidak diperkenankan menahan keinginan berkemih.

c.    Nyeri punggung bagian atas

Terjadi akibat peningkatan ukuran payudara yang membuat payudara lebih berat. Pembesaran ini dapat mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat. Metode untuk mengurangi nyeri ini adalah dengan menggunakan bra yang berukuran sesuai ukuran payudara (Varney vol 1,2007 :538)

d.   Leukorea

Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan konsistensi kental dan cair. Sekresi ini barsifat asam akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil Doderlein. Upaya untuk mengatasi leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan mengganti selana dalam berbahan katun (Varney vol 1,2007 :538).

2.1.6   Tanda bahaya pada kehamilan muda

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya. Selama kehamilan para ibu harus waspada terhadap tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi, maka dari itu tanda ini perlu diketahui agar dapat ditangani segera. Beberapa macam-macam tanda bahaya kehamilan muda :

a.    Keluar darah kemaluan (perdarahan pervaginam)

Perdarahan walaupun sedikit ataupun banyak ialah suatu pertanda yang tidak baik bagi kandungan karena ia menunjukkan sesuatu ancaman terhadap janin tersebut. Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, banyak, atau disertai rasa nyeri.

b.    Mual muntah berlebihan

Mual dan muntah berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering. Mual muntah terjadi setiap kali makan/ minum.

c.    Anemia

Anemia pada kehamilan muda adalah penurunan jumlah sel darah merah (Hb<11,00 gr/dl) pada wanita hamil. Dengan gejala: lemah, letih, lesu, lunglai, kulit pucat, bantalan kuku, jari pucat, kehilangan nafsu makan.

d.   Demam tinggi

Demam tinggi pada kehamilan adalah bila suhu badan ibu > 380c, yang merupakan suatu tanda infeksi dalam kehamilan.

e.    Nyeri perut yang hebat

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus.

2.1.7   Pemeriksaan kehamilan / antenatal care (ANC)

ANC merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

ANC terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang di berikan kepada semua ibu hamil, untuk meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kematian ibu

Alur ANC Terpadu tidak baku, pasien dapat mengunjungi poli lain yang senggang berdasarkan arahan bidan KIA. Berikut alur pelayanan ANC terpadu:

Pendaftaran => KIA => Laboratorium => Poli Umum => Poli Gigi => Poli Gizi

=> KIA => Farmasi.

a.    Jadwal Kunjungan

Kunjungan adalah sudah berapa kali ibu melakukan ANC. Idealnya berdasarkan WHO, TM I satu kali, TM II satu kali, TM III dua kali, dan bila terdapat keluhan. Sesuai dengan evidence-based practice, kunjungan ANC, dilakukan minimal 4 x selama kehamilan.

1.    Kunjungan  TM I

Hal penting yang perlu dilakukan:Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan  ibu hamil; mendeteksi masalah dan menanganinya; melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan;memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi; mendorong perilaku yang sehat (kebutuhan gizi ibu hamil, latihan dan kebersihan, istirahat dan lain sebagainya).

2.    Kunjungan TM II

Sama seperti pada TMI, ditambah dengan kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia dengan memberikan informasi pada ibu mengenai gejala preeklampsi, memantau tekanan darah, memantau kadar proteinuria dan mengevaluasi edema.

3.    Kunjungan TM III

a)    Pada usia kehamilan 28 – 36 minggu; sama seperti trimester sebelumnya, ditambah dengan pemeriksaan pada abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

b)   Pada usia kehamilan di atas 36 minggu; sama seperti trimester sebelumnya, ditambah dengan deteksi bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.

b.    Penatalaksanaan Antenatal Care

Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk ”10T”

1.    Timbang berat badan

Kenaikan berat badan selama hamil 6,5-15 kg atau tidak boleh lebih dari ½ kg per minggu.

2.    Ukur Tekanan darah

Tekanan darah harus diukur setiap kali periksa. Adanya sistolik melebihi 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg atau tekanan darah melebihi 140/90 mmHg harus diwaspadai, sebab keadaan itu merupakan salah satu gejala.

3.    Ukur Tinggi fundus uteri

Kenaikan darah uteri yang normal per minggu 1 cm. Tinggi Fundus Uteri (TFU) diukur dengan memakai aturan leopold I atau dengan memakai pita ukur. Penambahan ukuran TFU per tiga jari dapat dicermati dalam tabel berikut :

Tabel 2.2 Ukuran TFU

Umur Kehamilan

Tinggi Fundus Uteri (TFU)

< 12 minggu

fundus uteri belum bisa diraba dari luar

12 minggu

3 jari di atas sympisis

16 minggu

pertengahan antara sympisis dan pusat

4.    Pemberian imunisasi (Tetanus toxoid) TT lengkap

Jadwal pemberian imunisasi T T pada ibu hamil adalah mengacu pada pemberian imunisasi TT long laif. Imunisasi diberikan secara SC dengan dosis 0,5 cc.

5.    Pemberian Tablet zat besi (Fe)

Dimulai dengan pemberian tablet sehari sesegera mungkin. Setelah rasa mual hilang, tiap tablet mengandung FeSO4 32 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg masing- masing 90 tablet.

6.    Tes terhadap penyakit menular seksual

7.    Temu wicara dalam rangka persalinan rujukan

8.    Terapi senam hamil

9.    Tes protein urine (atas indikasi)

10.     Tes reduksi urine (atas indikasi)

c.    KSPR (Kartu Skor Poedji Rochyati)

Kartu skor digunakan sebagai alat rekam kesehatan ibu hamil berbasis keluarga. Kartu skor mempunyai 6 fungsi yakni :

1.    Skrining antenatal/deteksi dini faktor risiko pada ibu hamil risiko tinggi.

2.    Pemantauau dan pengendalian ibu hamil selama kehamilan.

3.    Pencatatan dan Pelaporan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas megnenai ibu dan bayi baru lahir.

4.    Pedoman pemberian KIE.

5.    Validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan KB.

6.    AMP (Audit Maternal Perinatal)

Format KSPR disusun sebagai kombinasi antara ceklis faktor risiko dan sistem skor. Jumlah faktor risiko ada 20, yang terbagi dalam 3 kelompok besar yakni faktor risiko I, II, dan III yang masing-masing memiliki skor secara berturut-turut 10, 8, dan 2.

a)    Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat. Kehamilan dengan skor 2 mendapatkan pelayanan kesehatan pada tenaga bidan di desa baik di Posyandu, Polindes, Puskesmas dan tidak perlu dirujuk.

b)   Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10

Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.Faktor risiko yang ditemukan harus dikonfirmasi melalui emeriksaan ke bida atau Puskesmas.

c)    Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12

Kehamilan dengan faktor risiko perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu dan atau bayinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya. Ibu hamil dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter Spesialis. Penangananya dinasehatkan untuk memeriksakan kehamilannya, dan bila perlu dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih intensif.

(Poedji Rochjati, 2003).

 

2.2    Konsep Dasar Manejemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Fisiologis Trimester I

Manejemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan ketrampilan dan rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.

Langkah pertama dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan mencari dan menggali data maupun fakta baik yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri (Varney, 2007). Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan metode pendokumentasian SOAP yang pertama kali diperkenalkan oleh Depkes RI tahun 2011. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Pencatatan ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan.

Empat langkah dalam metode ini secara rinci adalah sebagai berikut :

2.2.1   Pengkajian Data Subjektif

Data subjektif diperoleh dari anamnesa terhadap ibu sendiri (autoanamnesa) atau dari keluarganya (heteroanamnesa).

a.    Biodata / Identitas

1.    Umur

Usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun (Prawirohardjo, 2009). Rentang usia risiko tinggi adalah <15th dan > 35. Hal ini dikarenakan pada usia <15 tahun secara fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia  >35 tahun kondisi fisik mulai melemah. Pada pengamatan 900 wanita berusia  >35 tahun di Parkland Hospital terdapat peningkatan bermakna dalam insiden hipertensi, dibetes, solusio plasenta, persalinan prematur, lahir mati, dan plasenta previa (Cunningham, 2009).

2.    Suku /bangsa

Beberapa mitos pada ibu hamil yang terdapat di suku Jawa antara lain ibu hamil tidak boleh makan nanas, ikan, dan lain-lain. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

3.    Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang. Hal ini sesuai dengan Koentjaraningrat (2009), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan mempunyai banyak pengetahuan yang dimilikinya sehingga semakin mudah dalam melakukan tindakan dan perilaku. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan perilaku seseorang terhadap nilai-nilai baru. Sehingga seseorang yang berpendidikan rendah cenderung sulit untuk menyerap informasi daripada orang yang berpendidikan tinggi.

4.    Pekerjaan

Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Ibu hamil yang melakukan pekerjaan yang membutuhkan berdiri lama ataupun sering terpapar radiasi beresiko lebih besar mengalami persalinan prematur dan berefek pada pertumbuhan janin (Cunningham, 2009). Selain itu, pekerjaan merupakan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok. Pendapatan seseorang berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidup, salah satunya adalah bahan makanan yang menunjang pemenuhan kebutuhan gizi dan nutrisi (Soetjiningsih, 2015).

5.    Alamat

Untuk mengetahui wilayah tempat tinggal yang memungkinkan berpengaruh terhadap kesehatan dan kehamilan. Lingkungan

b.    Keluhan utama

          Dikaji untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu apakah ada masalah pada kehamilan ini. Keluhan dapat berupa ketidaknyamanan pada kehamilan TM I seperti mual dan muntah, sering kencing, nyeri punggung bagian atas, keputihan (Varney, 2007). Dapat pula berupa tanda bahaya pada kehamilan TM I seperti, keluar darah dari kemaluan (perdarahan pervaginam), mual dan muntah berlebihan (hyperemesis gravidarum) (Sulistyawati, 2009).

c.    Alasan Kunjungan

          Dikaji untuk mengetahui alasan klien datang ke pelayanan ANC dan mengetahui apakah ini kunjungan awal, ulang atau kunjungan akhir, sehingga dapat disesuaikan dengan pemberian asuhan kebidanan sesuai kebutuhan (Kusmiyati dkk, 2009).

d.   Riwayat Menstruasi

          Dikaji untuk menentukan tanggal tafsiran persalinan dan memperkirakan usia kehamilan saat itu (Fraser, 2009). Siklus haid (panjang siklus haid yang biasa pada wanita ialah 28 hari ditambah atau dikurangi 3 hari) teratur atau tidak merupakan salah satu syarat untuk dapat menggunakan rumus Neagle dalam menentukan tanggal taksiran persalinan (Sulistyawati, 2009).

e.    Riwayat Obstetri yang Lalu

No

Kehamilan

Persalinan

Bayi/Anak

Nifas

KB

Ket

Suami

Anak ke

UK

Penyulit

Penolong

Jenis

Tmpt

Penyulit

Seks

BB

Hidup

Penyulit

ASI

PB

Mati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dikaji untuk mengetahui adanya masalah-masalah kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. Data ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.

f.     Riwayat Kehamilan ini

          Digunakan untuk megetahui perkembangan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan ini. Data perkembangan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan ini yang perlu dikaji antara lain :

1.    Riwayat pemeriksaan kehamilan

     Frekuensi kunjungan antenatal yang diharapkan adalah minimal 4 kali  sebagai upaya untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, yaitu 1 kali pada trimester I (sebelum minggu ke-16), 1 kali pada trimester II (antara minggu ke 24-28), dan 2 kali di trimester III (antara minggu 30-32 dan antara minggu 36-38) (Kemenkes, 2013).

2.    Masalah/komplikasi yang dialami

     Masalah yang biasanya dikeluhkan pada ibu hamil TM I antara lain mual, muntah, sering kencing, pusing, ngidam, dan obstipasi. Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi antara lain hiperemesis gravidarum, perdarahan  (abortus), nyeri perut yang berlebihan (KET), anemia, sakit jantung, asma, diabetes, dan kehamilan kembar (Kriebs JM and Gegor CL, 2010).

3.    Status imunisasi TT

     Imunisasi TT diberikan untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir. Penetuan kapan perlu diberikan imunisasi TT ditentukan berdasarkan status imunisasi TT yang diperoleh terakhir.

4.    Penyuluhan yang sudah didapat

     Dikaji untuk membantu menentukan KIE apa saja yang perlu diberikan pada ibu hamil agar efektif dan efisien sesuai kebutuhan. Pada kunjungan pertama ibu hamil TM I ibu perlu mendapatkan KIE mengenai personal hygine, pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi dan istirahat, ketidaknyamanan kehamilan TM I, obat dalam kehamilan, pentingnya imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tanda bahaya/kegawat daruratan obstetri dan cara mengatasinya, dan jadwal kunjungan berikutnya.

g.    Riwayat Kesehatan Ibu

Beberapa penyakit yang memiliki resiko tinggi dalam kehamilan, antara lain:

1.    Jantung

Penyakit jantung pada kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Kehamilan dapat memperberat penyakit jantung. Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat terjadi. Pada ibu hamil yang rentan terhadap gangguan jantung, stres pada perubahan fisiologis normal dapat mencetuskan dekompensasi jantung. Tanda dan gejala penyakit jantung (palpitasi, frekuensi jantung sangat cepat, sesak napas ketika beraktivitas, dispnea, dan nyeri dada) harus dapat diketahui agar dapat dilakukan penatalaksaan yang tepat (Kriebs JM and Gegor CL, 2010).

2.    Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90 mmHg. Penyebab hipertensi dalam kehamilan belum dapat diketahui dengan jelas. Hipertensi merupakan salah satudari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Beberapa klasifikasi hipertensi antara lain; hipertensi kronik (hipertensi muncul Uk <20 minggu), preeklamsia (hipertensi muncul Uk >20 minggu disertai proteinuria), eklampsia (preeklampsia disertai kejang dan atau koma), hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia (hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklamsia) (Prawirohardjo, 2009).

3.    Asma

Asma ialah penyakit kronis saluran pernapasan, dimana peningkatan respon inflamasi menyebabkan obstruksi reversibel akibat kontraksi otot polos brokus, hipersekresi muskus, dan edema mukosa pada saluran pernapasan. Adanya iritan, infeksi virus, udara dingin, dan olahraga dapat menstimulasi respon inflamasi (Prawirohardjo, 2009). Selama kehamilan, penyakit asma dapat berkurang atau bertambah keparahannya. Untuk menghindari bertambah parahnya penyakit, hindarilah kemungkinan terjadinya infeksi pernapasan dan upayakan tekanan emosional tetap stabil.

4.    Diabetes Melitus (DM)

Diabetes militus pada masa kehamilan dapat menimbulkan dampak yang buruk untuk janin dalam kandungan seperti kelainan bawaan, gangguan pernapasan bahkan kematian janin. Ibu hamil dengan anemia akan mempersulit persalinan ibu hamil dengan diabetes militus.

5.    Ginjal

Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh adanya peradangan-peradangan pada beberapa bagian ginjal yang akut atau kronis. Biasanya, peradangan ini akan disertai dengan meningkatnya suhu badan dan gangguan buang air kecil.

6.    Hepatitis

Pengaruh infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan mempertahankan metabolism tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau berkurang. Pengaruhnya dalam kehamilan dapat dalam bentuk keguguran atau persalinan prematuritas dan kematian janin dalam rahim. (Prawiroharjo, 2009).

7.    Thypoid

Dapat meningkatkan risiko terjadinya bayi lahir dengan BBLR.

h.    Riwayat penyakit keluarga

Hal yang ditanyakan yaitu penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar, atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan dan diperberat dengan kondisi anemia seperti kelainan metabolik, penyakit kardioaskuler, keganasan, dan retardasi mental.


 

i.      Pola fungsional kesehatan

1.    Nutrisi

Pada TM I seringkali ditemukan gangguan pencernaan seperti mual dan muntah oleh karena perubahan hormonal, motilitas lambung dan peristaltic yang lambat, serta faktor-faktor emosi lain. Defisiensi nutrisi pada kehamilan dapat mengganggu kesehatan ibu dan pertumbuhan janin.

2.    Eliminasi

Normalnya BAK 6-8 kali per hari dan BAB 1 kali per hari. Pada TM I sering ditemukan keluhan sering kencing yang terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

3.    Istirahat

Kondisi ibu yang kelelahan dan istirahat yang kurang berpengaruh pada kondisi kehamilan ibu  Normalnya, tidur siang 1-2 jam dan malam 6-8 jam.

4.    Pola aktivitas seksual

Hubungan seksual masih diperbolehkan kecuali pada ibu yang mengalami masalah dalam kehamilan; seperti perdarahan, keguguran, resiko terjadinya infeksi. Pada awal kehamilan, dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual oleh karena kandungan semen pada sperma dapat mempengaruhi kehamilan.

5.    Pola kebiasaan

Kebiasaan merokok cenderung mengakibatkan BBLR, COHb yang tinggi dapat menyebabkan hipoksia janin, resiko aborsi spontan dan plasenta abnormal. Konsumsi alkohol dapat membahayakan janin karena  ethanol adalah teratogen yang kuat (Cunningham, 2009). Seorang perokok pasif akan memiliki risiko yang sama dengan perokok aktif. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat ditimbulkan oleh rokok, seperti abortus, solusio plasenta, infusiensi plasenta, plasenta previa dan BBLR. Selain itu dapat menyebabkan dampak buruk bagi janin antara lain SIDS (sindroma kematian bayi mendadak), penyakit paru kronis, asma, otitis media (Prawirohardjo, 2009)Konsumsi jamu-jamuan yang belum jelas komposisinya dapat  membahayakan janin dan ibu. Memiliki binatang peliharaan seperti kucing dapat menyebabkan penyakit toxoplasmosis. Narkoba dapat mengakibatkan BBLR dan gawat janin. Ibu hamil dengan penyalahgunaan heroin, akan mempunyai anak yang lahir dengan ketergantungan pada agen tersebut.

j.      Riwayat psikososial dan budaya

R/ digunakan untuk mengetahui penerimaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan saat ini. Kondisi psikologi ibu dan dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil dan janin. Perlu dikaji mengenai tradisi/budaya yang dilaksanakan ibu dan keluarga yang dapt mempengaruhi kehamilan. Kebiasaan pantangan makanan oleh karena pengaruh budaya dapat meningkatkan terjadinya anemia karena asupan nutrisi yang kurang.

2.2.2   Pengkajian Data Obyektif

a.    Pemeriksaan umum

Pemeriksaan umum bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan. (Uliyah M dan Hidayat AA, 2009).  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan umum pada ibu hamil, antara lain :

1.    Keadaan Umum

Menilai keadaan umum ibu baik atau jelek.

2.    Kesadaran

Dapat ditemukan klasifikasi kesadaran ibu:

a)    Compos Mentis (conscious) : kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya

b)   Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh

c)    Delirium : gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal

d)   Somnolen (Obtundasi, Letargi) : kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal

e)    Stupor (soporo koma) : keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri

f)    Coma (comatose) : tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya)

3.    Tanda-Tanda Vital

a)    TD       : bertujuan untuk menilai adaya gangguan pada sistem kardiiovaskuler. Normal 100/60-140/90 mmHg

b)   Nadi    : pemeriksaan nadi disertai pemeriksaan jantung untuk mengetahui pulsus defisit (denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan denyut nadi sehingga denyut jantung lebih tinggi dari denyut nadi). Dilakukan pula pemeriksaan frekuensi nadi. Kondisi takikardi (denyut jantung lebih cepat dari kecepatan normal), dapat dijumpai pada keadaan hipertermia, aktivitas tinggi, kecemasan, gagal jantung, dehidrasi, dll. Normal antara 80-110 x/menit

c)    Suhu    : digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan diagnosis penyakit. Normal antara 36°C – 37°C

d)   RR       : bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan, irama, kedalaman, dan tipe/pola pernapasan. Pernafasan normal antara 18-24 kali per menit.

(Uliyah M dan Hidayat AA, 2009).

4.    Antropometri

a)    BB       : ditanyakan BB sebelum hamil dan BB saat ini untuk mengetahui tingkat gizi dan kenaikan BB saat hamil. Penurunan BB atau BB yang tidak naik dapat disebabkan karena kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan terjadinya anemia, abortus, partus prematurus, dan insersia uteri. Sedangkan kelebihan BB dapat meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia dan janin besar.

b)   TB       : dilakukan pengukuran pada kunjungan pertama. TB yang normal yaitu >145cm. Pada ibu yang memiliki TB <145cm (low high) akan meningkatkan resiko panggul sempit.

c)    Lingkar lengan atas: dilakukan pengukuran pada kunjungan pertama. LiLA normal yaitu >23,5cm. Pada ibu yang memiliki LilA <23,5cm termasuk kurang gizi.

b.   Pemeriksaan Fisik

Digunakan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan janin. Informasi hasil pemeriksaan digunakan untuk membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis, dan mengembangkan rencana asuhan kebidanan yang sesuai dengan kondisi ibu (JNPK-KR, 2008).

1.    Kepala

a)    Wajah  :

Keadaan muka pucat merupakan salah satu tanda anemia akan berpengaruh pada proses persalinan dan masa nifas. (Manuaba, 2008)

b)    Mata    :

Mata dikaji untuk mengetahui anemia atau tidak dengan melihat konjungtiva dan adanya kelainan penyakit ikterus atau tidak dengan melihat sclera serta tanda preeklamsia dengan melihat palpebra. Tanda ini akan berpengaruh pada proses persalinan dan masa nifas. (Manuaba, 2008)

c)    Mulut  :

Mulut kering atau lembab dapat menunjukkan klien dehidrasi atau tidak. Bila klien mempunyari caries pada gigi maka kemungkinan janinnya kekurangan kalsium lalu mengambil kalsium dari gigi ibunya.

d)   Leher

Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe, pembesaran vena jugularis.

e)    Dada

untuk mengetahui perubahan fisiologis pada payudara selama kehamilan (seperti payudara simetris atau tidak, hiperpigmentasi pada puting dan areola, puting susu menonjol atau tidak, colostrums sudah  keluar atau belum), sehingga dapat diketahui jika ada keadaan abnormal pada payudara. Pemeriksaan payudara ibu penting untuk mempersiapkan masa laktasi.

f)    Abdomen

1)   Inspeksi       : penilaian mengenai adakah striae gravidarum (sriae livida dan striae albican), hiperpigmentasi pada linea alba, dan adakah tanda bekas luka SC atau operasi lainnya.

 

2)   Palpasi

Leopold I    : untuk mengetahui bagian apa yang berada pada fundus uteri. Pada kehamilan normal, bagian yang  terdapat pada fundus adalah bokong dengan ciri lunak, kurang bundar, kurang melenting.

TFU: Pengukuran tinggi fundus ini dilakukan menggunakan pita ukur dengan cara meletakkan ujung pita ukur (nilai 0) pada simpisis pubis dan menarik pita ukur tersebut hingga mencapai fundus uteri ibu secara lurus mengikuti bentuk perut ibu. Angka yang terdapat pada fundus tersebut merupakan ukuran tinggi fundus ibu

Leopold II  : untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak. Pada letak membujur dapat ditetapkan punggung anak yang teraba bagian keras, memanjang seperti papan dan sisi yang berlawanan teraba bagian kecil janin. Dan banyak lagi kemungkinan perabaan pada letak yang lain.

Leopold III: Digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul (posisi tangan petugas konvergen, divergen atau sejajar). Pada kehamilan/persalinan normal, bagian terbawah janin adalah kepala dengan ciri keras, bundar, dan melenting.

Leopold IV : Digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul. Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan bila kepala masih tinggi. (Uliyah M dan Hidayat AA, 2009).

3)   Auskultasi

Dilakukan pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) menggunakan doppler setelah kehamilan 12 minggu. Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkan selama 1 menit penuh. Rentang normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bila <120 kali per menit atau > 160 kali per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin.

g)   Ekstermitas

Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya bengkak/oedema, varices, dan reflek patella. Oedema tungkai terjadi akibat sirkulasi vena terganggu akibat terkena uterus yang membesar pada vena-vena panggul. Varices merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah yang sering dijumpai pada ibu hamil di sekitar vulva, vaina, paha, tungkai bawah (Manuaba, 2008). Pemeriksaan refleks patella normalnya (+)/(+). Tangkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat maka hal ini mungkin pertanda adanya preeklampsia.

h)   Genitalia

1)   Vulva dan vagina: dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengeluaran sekret, tanda-tanda ISK. Pada wanita hamil sering mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal). Adanya hipervaskulonisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiruan, tanda Chadwick.

2)   Perineum: Ada atau tidaknya bekas luka episiotomy/ robekan/ sikatrik yang akan berpengaruh kepada KIE yang diberikan untuk perencanaan persalinannya.

3)   Anus: Wasir (haemorroid) dalam kehamilan terjadi pelebaran vena haemorroidalis interna dan pleksus hommorroidalis eksternal karena terdapatnya konstipasi dan pembesaran uterus.

 

c.    Pemeriksaa penunjang

1.    Laboratorium

a)    Darah   : untuk mengetahui kadar Hb, golongan darah, serta kadar gula darah. Golongan darah ditentukan agar mudah dan lebih cepat mencarikan darah yang cocok jika ibu memerlukannya.

b)   Urine   : Dalam urin terutama diperiksa glukosa, zat putih telur (albumin), dan sedimen. Pada kehamilan/persalinan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh adanya lactose dalam urin. Albumin positif dalam air kencing pada nefritis, toxemia gravidarum, dan radang dari saluran kencing.

2.    Ultrasonografi (USG)

USG         : oleh  dokter kandungan untuk mengetahui kondisi janin.

3.    Kartu Skor “Puji Rochyati”

Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok:

a)    Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

b)   Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10

c)    Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12 (Rochjati Poedji, 2003: 27-28)

4.    PITC

Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) adalah konseling dan tes HIV yang disarankan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan kepada seseorang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sebagai suatu komponen standard dari pelayanan medis. Seseorang yang datang ke pelayanan kesehatan dengan tanda dan gejala terinfeksi HIV, merupakan tanggung jawab penyelenggara pelayanan kesehatan untuk merekomendasikan kepada orang tersebut untuk melakukan tes dan konseling sebagai bagian dari standar rutin dari manajemen klinis, termasuk penyaranan konseling dan tes pada pasien TB dan seseorang yang dicurigai TB. PITC juga bertujuan untuk mengidentifikasi infeksi HIV terhadap klien yang tidak dikenali dan tidak dicurigai datang ke pelayanan kesehatan. Tes dan konseling HIV disarankan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan yang diberikan kepada seluruh pasien selama interaksi-interaksi klinis yang dilakukan di pelayanan kesehatan.

5.    HbsAg

Pengaruh hepatitis virus pada ibu hamil adalah meningkatkan angka kejadian abortus, partus prematums, dan perdarahan. Risiko bagi janin dalam kandungan adalah prematurus, kematian janin dan penularan hepatitis virus (Cunningham, 2009)

6.    VDRL (Veneral Disease Research Laboratory), tes darah yang dilakukan untuk mendiagnosa sifilis. Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyait ini mulai menurun,tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah,syaraf dan dapat di tularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang di kandungnya,sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi (Prawirohardjo, 2009).

2.2.3   Interpretasi Data (Diagnosis, Masalah)

R/ : identifikasi terhadap diagnosis dan masalah berdasarkan intrepertasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan secara spesifik.

a.    Diagnosis aktual : G…P…usia kehamilan, tunggal/gemeli, hidup/mati, intra uterin, letak kepala/letak sungsang.

b.    Masalah

Anemia, syok hipovolemik, plasenta akreta, perdarahan pasca partum, kelainan letak janin, robekan serviks, kelahiran premature, gawat janin, infeksi, mortalitas.

 

2.2.4   Identifikasi Diagnosis dan Masalah Potensial

a.    Perdarahan Antepartum

b.    Mudah Terjadi Infeksi

c.    Ketuban Pecah Dini

d.   Decompencatio Coordis

 

2.2.5   Identikasi Tindakan Segera/Kolaborasi/Rujukan

a.    Berikan infuse RL

b.    Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas operasi dan transfusi darah

 

2.2.6   Perencanaan Tindakan

Perencanaan pada TM I :

a.    Jalin komunikasi dengan ibu dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)

R/ : Ibu merasa nyaman dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan pemeriksa.

b.    Lakukan pemeriksaan (pemeriksaan umum, fisik, dan penunjang) sesuai dengan kebutuhan ibu.

R/ : Rasional: mengetahui kondisi ibu dan janin saat ini

c.    Jelaskan kepada Ibu hasil pemeriksaan

R/ : Ibu akan lebih mudah untuk diajak bekerja sama dalam menyusun rencana kehamilan dan persalinan secara terarah dan terencana, jika ibu mengetahui kondisinya.

d.   Beritahu Ibu tanda-tanda bahaya dan komplikasi pada kehamilan TM I.

R/ : membantu untuk mempersiapkan ibu dan keluarga agar menyadari tanda-tanda bahaya kehamilan terutama pada trimester I.

e.    Berikan terapi tablet Fe dan kalsium (sesuai dengan keluhan ibu)

R/ : terapi diberikan pada ibu untuk dapat mencegah dan mengatasi masalah yang akan atau sedang dihadapi .

f.     Informasikan kembali 6 tanda bahaya kehamilan dan anjurkan untuk datang ke petugas bila menemukan salah satu dari 6 tanda bahaya tersebut

R/ : agar ibu waspada terhadap tanda bahaya agar tidak terlambat dalam penanganan tanda-tanda bahaya kehamilan

g.    Jadwalkan kunjungan ulang

R/ : memberikan asuhan yang berkesinambungan, guna memantau keadaan ibu dan bayi

2.2.7   Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam asuhan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan ini bidan melakukan secara mandiri dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain.

2.2.8   Evaluasi

a.    Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan

b.    Ibu dan janin mendapat penanganan yang tepat di tempat rujukan

c.    Ibu dan janin dalam keadaan baik (kadar Hb normal, tekanan darah, laju pernafasan, nadi, suhu dan DJJ normal)

Ibu dan bayi selamat dalam persalinannya.


 

BAB 3

TINJAUAN KASUS

 

Tanggal/ Jam   : 8 Januari 2019/ 09.00WIB                                       

Oleh                : P

Tempat            : Poli KIA Puskesmas D

No.Register     : 47xxx

A. Data Subjektif

1.      Identitas                                                                         

NamaIstri        : Ny.F                                           NamaSuami     : Tn. S

Umur               : 20 tahun                                     Umur               : 23 tahun

Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia                           Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia

Agama            : Islam                                           Agama             : Islam

Pendidikan      : Diploma                                      Pendidikan      : SMA

Pekerjaan        : Swasta                                        Pekerjaan         : TNI-AL

Alamat            : Txxxxx

2.      Alasan Kunjungan

Ibu ingin memeriksakan kehamilannya untuk pertama kali

3.      Keluhan utama

Tidak memiliki keluhan

4.      Riwayat Menstruasi        

HPHT 17 November 2018. Siklus 28-30 hari,teratur, lamanya 5-7 hari. Tidak ada fluor albus. Kadang-kadang nyeri pada saat akan menstruasi. Tidak pernah keputihan yang bau dan gatal.

5.      Riwayat Obstetri yang lalu

No

Kehamilan

Persalinan

BBL

Kondisi anak

 

Nifas

 

 

Ket

UK

Penyulit

Jenis

Peno long

Tempat

Penyulit

JK

BB gr

PB

cm

H/M

H/M

Usia

(th)

Laktasi

Penyulit

KB

 

1.

Hamil  ini

 

6.      Riwayat Kehamilan ini

Trimester 1 : Saat ini melakukan kunjungan pertama kali ke puskesmas.

Status imunisasi TT terakhir yaitu TT5 (tahun 2010)

7.      Riwayat Kesehatan

a.           Ibu

        Ibu tidak memiliki riwayat penyakit DM, hipertensi, hepatitis, jantung, asma,  HIV dan IMS

b.          Keluarga

        Keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit DM, hipertensi, jantung, dan keturunan kembar dari nenek.

8.      Pola Fungsional Sehari-hari:

a.         Pola Nutrisi

       Makan 2-3 x/hari. Tidak ada alergi makanan. Minum sering 8-9 gelas/hari, jenis air putih dan susu. Ibu sering mengemil buah dan biskuit.

b.         Pola Eliminasi

       Tidak ada keluhan BAB, BAK sering

c.         Pola Istirahat

       Tidur malam sekitar 7-8 jam per hari, Tidak ada kesulitan tidur.

d.        Pola Aktivitas

Ibu mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari seperti menyapu, memasak, mencuci, dan bekerja di apotik kecantikan.

e.         Pola Kebiasaan

Ibu tidak minum jamu-jamuan, tidak pijat perut, tidak merokok, dan tidak minum alkohol.

9.      Riwayat psikososial budaya

Pernikahan ini adalah pernikahan pertama ibu, dengan lama menikah sekitar 3 bulan. Ibu pertama kali menikah ketika berusia 20 tahun. Kehamilan ini direncanakan dan mendapat dukungan dari suami dan keluarga. Ibu tinggal serumah dengan suami dan keluarga. Hubungan dengan keluarga baik. Tidak ada budaya merugikan terkait kehamilan yang dianut ibu.


 

B. Data Objektif

1.      PemeriksaanUmum

KU                                : Baik                           Kesadaran       : Compos mentis        

2.      Antropometri

TB                                 : 158 cm                      Lila                  : 26 cm           

BB sebelum hamil        : 50 kg                         BB saat ini      : 50,4 kg

IMT sebelum hamil       : 20,08 kg/m2                    IMT saat ini     : 21 kg/m2

HPL                              : 24 Agustus 2019

3.      Tanda-tanda Vital

TD                 : 110/70 mmHg                          Nadi                : 82 x/menit

Suhu              : 36,5 0C                                     Respirasi          : 20 x/menit                

4.      Pemeriksaan Fisik

-          Wajah            : tidak pucat, tidak oedema

-          Mata              : sklera putih, konjungtiva merah muda

-          Leher             : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis

-          Payudara        : putting susu menonjol. Tidak ada benjolan dan massa. Tidak ada dimpling sign.

-          Abdomen       : tidak ada linea nigra, striae gravidarum dan bekas SC. Ballotement belum teraba

-          Ekstramitas    : tidak ada oedema pada kaki dan tangan.

-           

D. Data Penunjang

1.      ANC Terpadu (8 Januari 2019)

·         Poli Umum

Didapatkan hasil pemeriksaan fisik pada thoraks, abdomen dan ekstremitas dalam keadaan normal. Dianjurkan untuk mendapatkan Fe dan Vit C.

·         Poli Gigi

Didapatkan karies gigi. Ibu disarankan untuk mengkonsumsi kalsium dan mendapatkan KIE perawatan gigi selama kehamilan.

 

 

·         Poli Gizi

Tidak ada masalah dalam pemenuhan nutrisi. Ibu dianjurkan untuk meningkatkan pola makan ± 4 kali dalam sehari, makan sayuran, lauk hewani, air putih 8-9 gelas/hari. Hindari makanan yang mnegandung santan, gorengan, dan makan minuman instan. Target kenaikan berat badan 1 kg/bln.

·         Psikologi

Tidak ditemukan masalah. Ibu mendapatkan penyuluhan tentang kontrol emosi dan tidur yang cukup.

2.      Pemeriksaan Laboratorium

Hb                  : 12,9 g/dl                       PITC               : Non Reaktif

Golda             : B+                                RPR                : Non Reaktif

Albumin         : Negatif                         HbSAg            : Non Reaktif

Reduksi         : Negatif

3.      Skor KSPR 2 (skor awal kehamilan).

 

C. Analisa Data

GI P0000 UK 7-8 minggu,  keadaan umum ibu baik.

 

D. Penatalaksanaan

1.    Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan janinnya baik. Ibu mengetahuinya.

2.    Memberikan HE :

-     Istirahat. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidur cukup,mengurangi aktifitas yang berlebih.

-     Nutrisi selama kehamilan, memakan makanan dengan pola gizi seimbang dan bervariasi seperti sayur, lauk pauk, dan buah buahan.

-     Tanda bahaya Trimester I berupa mual muntah yang berlebihan, demam tinggi, perdarahan pada jalan lahir. Jika ibu mengalami salah satu diatas, dianjurkan untuk segera ke tenaga kesehatan.

Ibu mengajukan pertanyaan

3.    Menginformasikan kepada ibu jika memiliki keluhan mual muntah untuk memakan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan ketika bangun tidur dianjurkan untuk meminum minuman hangat, ibu mengetahuinya

4.    Memberikan ibu resep vitamin berupa 30 tablet Fe 60 mg 1x1, 10 tablet vitamin BC 3x1, menganjurkan ibu untuk meminum obat secara teratur dan menjelaskan cara meminumnya. Ibu bersedia mengonsumsinya secara teratur.

5.    Menyepakati jadwal kunjungan ulang pada tanggal 12 Februari 2019 atau sewaktu-waktu bila ada keluhan. Ibu bersedia datang kembali untuk memeriksakan kehamilannya.


 

BAB 4

PEMBAHASAN

BAB 4 ini akan membahas mengenai kasus kehamilan pada Ny F dengan teori yang ada. Pengkajian data subjektif menunjukan bahwa Ny F tidak memiliki keluhan.

Akan tetapi, keluhan seperti mual muntah akan timbul dikemudian hari karena mual merupakan hal umum yang terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Mual sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hyperemesis gravidarum. Mual dapat disebabkan karena perubahan hormonal, motilitas lambung dan peristaltik yang lambat, serta factor-faktor emosi lain. Ibu hamil dianjurkan untuk makan porsi kecil namun sering, mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, menghindari makanan beraroma kuat atau menyengat, memperbanyak minum dan mengkonsumsi vitamin B6

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 8 Januari 2019 saat dilakukan ANC terpadu dengan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk meliputi pemeriksaan darah (hemoglobin), pemeriksaan urin (reduksi dan protein urin), pemeriksaan PITC, Sifilis dan HIV/AIDS sesuai dengan standar pemeriksaan laboratorium menurut Kemenkes RI. Ny. F melakukan pemeriksaan laboratorium pertama kali saat kehamilan trimester I dengan hasil pemeriksaan menunjukan nilai normal pada aspek Hb, Albumin, Reduksi, test sifilis dan HIV. Akan tetapi hasil test HbSAG menujukkan nilai reaktif.

Menurut Cunningham, dkk (2005) pemeriksaan laboratorium khususnya kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil idealnya dilakukan sebanyak minimal 2 kali yaitu saat trimester I dan III. Pemeriksaan kadar Hb trimester I dilakukan untuk penapisan, evaluasi pemberian tablet Fe dan penatalaksanaan segera jika dibutuhkan. Pemeriksaan kadar Hb saat trimester III dilakukan sebagai persiapan persalinan dan mencegah perdarahan saat persalinan dan nifas.

Penyakit Hepatitis B pada ibu hamil meyebabkan bayi lahir prematur. Penatalaksanaan yang dilakukan harus mampu mencegah persalinan prematur terjadi. Penyebaran virus hepatitis B transplasenta pada jnin hanya dapat teradi pada infeksi hepatitis akut. Bila ibu mengalami infeksi akut pada trimester pertama, kemungkinan menurunkan virus hepatitis sebanyak 10%. Penyebaran virus dapat terjadi arena makanan, tranfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama dan hubungan seks dengan orang hepatitis B. Kebanyakan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HbSAG dan berifat carier lahir dengan titer HbSAG (-) dan akan terjadi perubahan 3 bulan kemudian. Pencegahan penularan yang dapat dilakukan adalah pemberian imunolobulin hepatitis B segera setelah lahir dengan dosis 0,5 ml secara intramuskular  (Andalas, 2014).

Pada data KSPR menunjukan skor ibu Ny F, yaitu 2 untuk skor awal ibu hamil. KSPR dapat digunakan sebagai ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan, atau ketidakpuasan (5K) pada ibu dan bayi. Ny. F masih fisiologis namun sudah memiliki masalah/faktor risiko dalam kehamilannya sekarang karena infeksi hepatitis B. Skor KSPR Ny. F masuk dalam kategori kehamilan resiko rendah, sehingga perlu dilakukan evaluasi ketat. Ny. F dapat merencanakan tempat persalinan di fasilitias kesehatan tingkat pertama seperti dipuskesmas atau di pmb dengan penolongnya adalah bidan.

Pada penatalaksanaan, diberikan health education yang dibutuhkan oleh Ny. F pada saat kunjungan yaitu Istirahat, nutrisi. Pemenuhan zat besi selama kehamilan dilakukan dengan pemberian tablet tambah darah selama kehamilan trimester I hingga trimester III (Saifuddin, 2009). Kandungan yang terdapat dalam tablet tabah darah yaitu ferrous fumarate 180 mg yang setara dengan 60 mg besi elemental dan folic acid 400mg. Pemberian terapi ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan mengurangi anemia megaloblastik. Ferrous fumarate diabsorbsi baik saat perut kosong, tetapi dapat diminum bersamaan dengan makanan jika terjadi gejala mual. Cara minum tablet ini adalah dengan minum segelas air mineral 240 ml dan hindari berbaring + 30 menit setelah minum tablet tambah darah.


BAB 5

PENUTUP

 

5.1         Simpulan

Pada asuhan kebidanan kehamilan fisiologis yang diberikan pada Ny. “F”., mulai dari pengkajian data subyektif, obyektis, analisis hingga penatalaksanaan yang diperoleh dan dilakukan telah sesuai dengan teori yang ada. Penatalaksaan yang telah dilakukan kepada Ny. “F” telah disesuaikan dengan analisis dan kebutuhan klien.

5.2         Saran

5.2.1   Bagi bidan

1      Bidan sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu harus memiliki kemampuan, ketrampilan, dan performa yang mumpuni agar asuhan kebidanan yang diberikan dapat maksimal dan komprehensif.

2      Bidan harus memiliki prinsip belajar sepanjang hayat dalam menyandang status keprofesiannya. Karena ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan akan semakin banyak diperoleh evidence based dari penelitian-peneitian baru yang akan membantu bidan dalam melaksanakan tugasnya.

3      Bidan harus bisa membangun hubungan yang baik dan saling percaya dengan pasien agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang terbaik. Karena pada asuhan kebidanan kehamilan fisiologis merupakan asuhan yang membutuhkan kerjasama antara bidan, pasien dan keluarga. Sehingga saat memberikan pelayanan, bidan tidak mendapatkan hambatan baik pada proses pengkajian data, analisis, penatalaksanaan hingga evaluasi.

5.2.2   Bagi mahasiswa

Meningkatkan keinginan belajar mengenai asuhan kehamilan trimester 3 dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan.


 




DAFTAR PUSTAKA

 

Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.

Andalas, H., 2014. Goresan tangan Spesialis Kandungan. Yogyakarta: Sibuku Media.

Cunningham FG, et all. 2006. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta : EGC

JNPK-KR. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. 2008. Jakarta : JNPK-KR.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2017. Dari http://kbbi.web.id/hamil, diakses pada 14 Januari 2017.

 

Kemenkes. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

 

Koetjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

 

Kriebs JM and Geggor CL.. 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney.  Edisi 2 Alih bahasa Renata Komalasari Jakarta : EGC.

 

Kusmiyati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.

 

Manuaba, Ida Bagus, 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.

 

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.

Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rochjati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil, Pengenalan Faktor Risiko.Surabaya ; Airlangga University Press.

Siswosudarmo, R. Emilia, O. 2008. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press.

Soetjiningsih, 2015,Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

Sulistyowati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.

Suseno, Tutu, dan Masruroh. 2009. Kamus Kebidanan. Yogyakarta :Citra  Pustaka.

Uliyah M dan Hidayat AA. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Kllinik untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Alih bahasa: Laily Mufidah dan Gita Trisetyati. Jakarta: EGC

Komentar

Trending

Evian Brumisateur Facial Spray Review

Pas lagi nyari produk untuk melembabkan wajah, banyak yang saranin buat pakai produk Evian. Aku gak tau produk apa itu dan bagaimana rupa produk tersebut. Aku coba browsing tentang produk ini dan dapet banyak kabar, katanya produk ini bagus banget. Aku tinggal di Kota Serang dan gak tau bisa dapet produknya dimana. Suatu hari nih, hehe, aku ke toko buku di Intermedia yang terletak di Ciceri Kota Serang Banten, kira-kira 15 menit dari rumah aku. Setelah selesai beli buku, aku berniat untuk beli body lotion di toko sebelah, yaitu gerai DAN+DAN. Masuk deh kesitu dan disambut sama mbak-mbak penjaganya yang ramah. Gak lama aku langsung dapet apa yang aku butuhin, namanya cewek, gakbisa banget buat nggak ngepoin produk apa aja yang dijual disana. hehe wahhhh... aku nemu nih produk yang lagi aku cari. kebetulan banget. Tapi di sana gak tertera harga Evian  Facial Spray, akhirnya aku tanya sama mbak-mbak yang nyambut aku pas dateng. Mbaknya bilang "Maaf ya label harganya bel...

Wajah Glowing dengan MS Glow (Review jujur tentang Ms Glow, baca sampai akhir yaa)

Semua perempuan pasti mendambakan wajah glowing, apalagi dengan budget yang pas-pasan. Sebelumnya aku pakai krim wajah dari salah satu klinik kecantikan ditempatku tinggal. Tapi aku ngerasa wajahku kusam, apalagi sekarang aku tinggal di kota Surabaya yang membuat aku harus bersahabat dengan matahari. Aku seorang mahasiswi di salah satu universitas negeri di Surabaya dan saat ini sedang memasuki program KKN pada akhir tahun 2017 di Gresik. Seorang mahasiswa yang sedang KKN harus lebih bersahabat dengan matahari, karena selalu melakukan kegiatan outdoor. Akibatnya wajah aku semakin kusam :( aku posting ini di tahun 2018 karena aku mau kasih review sesuai dengan pengalamanku. Akhirnya aku sharing dengan beberapa teman dan sampailah keputusanku untuk pakai Ms Glow. Awalnya aku belum tahu ternyata Ms Glow sudah buka cabang di Surabaya, aku dapet produknya dikirim temannya temenku yang tinggal di Malang, karena memang kantor pusat Ms Glow berada disana. Setelah aku melakukan konsultasi onlin...

Sudut Pertemuan

    Seseorang yang akan menemuimu di satu hari yang membahagiakan, seolah menjadi saksi bahwa ketetapan-Nya itu nyata. Seseorang yang bersedia untuk datang. Seseorang yang akan menjawab seluruh doa-doa selama masa penantian. Seseorang yang kamu minta kepada yang maha tepat.     Bisa saja ia yang selalu berada disampingmu, bisa juga ia adalah seseorang yang belum pernah kamu temui. Langkahnya dan langkahmu dituntun oleh-Nya, bertemu disatu titik yang sama, dalam waktu yang tepat dan keadaan yang tepat. Tidak ada yang tahu, kecuali Allah.     Waktu akan berjalan dengan sendirinya, sesuai kehendak-Nya. Tidak tergesa apalagi memaksa. Apa yang kita sangka baik, belum tentu sepenuhnya baik, pun sebaliknya. Jalani hari dengan sebaik-baiknya, dengan kesabaran bahwa akan ada jalan ini menemui satu sudut yang berbeda. Sudut yang terbentuk dari pertemuan kamu dan dia.     Jika hari itu datang, kamu akan memintanya untuk mencintaimu. Jika kamu saja tidak dapa...