SATUAN
ACARA PENYULUHAN
1.
Pokok
Bahasan : Asma pada Anak
2. Sasaran : Keluarga pasien poli anak RSUD XXX
3.
Hari/
tanggal : Selasa,
12 Maret 2019
4.
Waktu :
08.00 – 08.30 WIB
5.
Tujuan
Instruksional Umum
Pada akhir penyuluhan ini peserta mampu mengetahui tentang asma dan pertolongan pertama yang
dapat dilakukan pada anak
6.
Tujuan Instruksional Khusus
Peserta diharapkan mampu :
a.
Menjelaskan
pengertian asma
b.
Menyebutkan
pencetus asma
c.
Menyebutkan
tanda dan gejala asma
d.
Menyebutkan
komplikasi asma
e.
Menyebutkan
penatalaksanaan asma
f.
Menyebutkan
pencegahan asma
7.
Media
Penyuluhan :X-banner
8.
Metode
Penyuluhan : pretest, ceramah, tanya jawab, posttest.
9.
Pembimbing
Klinik : Wiwik Andayani, S.Kep., Ns.
10.
Pembimbing
Akademik : Woro
Setia N., S.Keb., Bd.
11.
Petugas penyuluh
a)
Siwi
Anindita Vidyasti,
S.Keb.
b)
Rina Septi Andriani, S.Keb.
c)
Rezita Endri Suci Rahayu, S.Keb.
12. Materi : Terlampir
13.
Kegiatan
Penyuluhan
No |
Kegiatan |
Waktu |
Kegiatan
Penyuluhan |
Kegiatan
Sasaran |
Media |
1. |
Pembukaan |
5menit |
a) Salam pembuka. b) Memperkenalkan
diri. c) Menyebutkan
tentang materi penyuluhan. d) Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan. e) Melakukan pretest |
Mendengarkan dan menjawab pretest |
Lembar pretest |
2. |
Penyuluhan |
20
menit |
Peserta diharapkan mampu : a)
Menjelaskan pengertian asma b)
Menyebutkan pencetus asma c)
Menyebutkan tanda dan gejala asma d)
Menyebutkan komplikasi asma e)
Menyebutkan penatalaksanaan asma f)
Menyebutkan pencegahan asma |
Memperhatikan penyuluhan |
X-banner |
3. |
Penutup |
10 menit |
a) Memberi
kesempatan kepada peserta
untuk bertanya. b) Memberi
pertanyaan tanpa penunjukan penjawab. c) Menyimpulkan materi secara garis besar. d) Melakukan posttest. e) Salam penutup. |
a) Mengajukan pertanyaan. b) Menanggapijawaban. c) Menjawab posttest. d)Menanggapi
salam |
X-banner, lembar posttest |
12. Kriteria Evaluasi
a.
Struktur :
1)
Materi, media dan SAP telah dipersiapkan
denganbaik.
2)
Daftar hadir peserta penyuluhan telah di
persiapkan dengan baik.
b.
Proses.
1)
Penyuluhan dimulai tepat waktu.
2)
Peserta
antusias
terhadap materi penyuluhan.
3)
Peserta
mengajukan
pertanyaan dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar.
4)
Peserta
mengikuti
penyuluhan sampai selesai.
5)
Penyuluhan berjalan lancar sesuai SAP.
c.
Hasil :
1)
Peserta
mampu mendefinisikan asma
2)
Peserta
mampu menyebutkan pencetus asma
3)
Peserta
mampu menyebutkan tanda dan gejala asma
4)
Peserta
mampu menyebutkan komplikasi asma
5)
Peserta
mampu menyebutkan penatalaksanaan asma
6)
Peserta
mampu menyebutkan pencegahan asma
7) Terjadi
peningkatan pengetahuan pada peserta dilihat dari nilai pretest dan posttest
dimana masing-masing test terdapat 5 soal, soal pretest terdiri dari 5 soal dengan pilihan benar atau salah, dan posttest terdiri 5 soal dengan pilihan
ganda. Setiap nomor soal pretest maupun posttest memiliki materi yang sama
8) Terdapat
feedback dari peserta berupa
pertanyaan yang diluar tema
(pertanyaan akan dilampirkan pada evaluasi).
MATERI
ASMA PADA ANAK
A. Pengertian
Asma adalah keadaan inflamasi kronik
dengan penyempitan saluran pernapasan yang reversibel. Tanda karakteristik
berupa episode wheezing berulang, sering
disertai batuk yang menunjukkan respon terhadap obat bronkodilator dan
anti-inflamasi. Antibiotik harus diberikan hanya jika terdapat tanda pneumonia
(Hospital Care for Children, 2019).
Asma merupakan penyakit inflamasi
(peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang
berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam
atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa
pengobatan.
Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul)
artinya dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktivitas tetapi dapat
eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian
(Kepmenkes, 2008).
B. Pencetus
atau Faktor Resiko
Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah
faktor antara lain alergen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respon
inflamasi akut yang terdiri atas reaksi asma dini (early asthma reaction = EAR) dan reaksi asma lambat (late asthma reaction = LAR). Setelah
reaksi asma awal dan asma lambat, proses dapat terus berlanjut menjadi reaksi
inflamasi subakut atau kronik. Pada keadaan ini terjadi inflamasi bronkus dan
sekitarnya, berupa infiltrasi jaringan-jaringan inflamasi terutama eosinofil
dan monosit dalam jumlah besar ke dinding dan lumen lobus (Kepmenkes, 2008).
Secara umum faktor resiko asma dibedakan
menjadi 2 kelompok faktor genetik dan faktor lingkungan.
1. Faktor genetik
a. Hipereaktivitas
b. Atopi/alergi bronkus
c. Faktor yang memodifikasi penyakit genetik
d. Jenis kelamin
e. Ras/etnik
2. Faktor lingkungan
a. Alergen di dalam ruangan (tungau, debu rumah, kucing,
alterniaria/jamur, dll)
b. Alergen di luar ruangan (alternaria, tepung sari)
c. Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan,
kacang, makanan laut, susu sapi, telur)
d. Obat-obatan tertentu (misalnya golongan aspirin, NSAID, β
bloker, dll)
e. Bahan yang mengiritasi (misalnya parfum, household spray, dll)
f. Ekspresi emosi berlebih
g. Asap rokok dari perokok pasif dan aktif
h. Polusi udara di luar dan di dalam ruangan
i.
Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas
tertentu
j.
Perubahan
cuaca
C. Tanda
dan Gejala
Tanda-tanda
awal asma ialah:
1. Sering batuk, terutama
dimalam hari
2. Gampang ngos-ngosan
atau sesak nafas
3. Merasa sangat lelah
atau lemah saat berolahraga
4. Bengek atau
batuk-batuk saat berolahraga
5. Merasa lelah, mudah
marah, kesal, atau murung
6. Pilek atau alergi
(bersin, batuk, hidung tersumbat,hidung meler, sakit tenggorokan,dan sakit
kepala)
7. Susah tidur
D. Diagnosa
Banding pada Anak
1.
Rinosinusitis
2.
Refluks
gastroesofageal
3.
Infeksi
respiratorik bawah viral berulang
4.
Displasia
bronkopulmoner
5.
Tuberkulosis
6.
Malformasi
kongenital yang menyebabkan penyempitam saluran respiratorik intrarorakal
7.
Aspirasi
benda asing
8.
Sindrom
diskinesia silier primer
9.
Defisiensi
imun
10. Penyakit jantung bawaan
E. Komplikasi
1.
Gangguan
pertumbuhan fisik sering dijumpai pada anak yang menderita asma beruntun
2.
Infeksi
akut saluran napas bawah
3.
Bronkitis
kronis
Peradangan pada bronkus
4.
Enfisema
paru dan cor pulmonale
Enfisema adalah penyakit paru kronis yang dicirikan oleh
kerusakan pada jaringan paru, sehingga paru kehilangan keelastisannya. Cor pulmonale adalah perubahan struktur
dan fungsi dari ventrikel kanan yang disebabkan oleh kelainan primer pada
sistem pernapasan
F.
Penatalaksanaan
Tatalaksana asma adalah manajemen kasus untuk
meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asa dapat hidup
normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (asma terkontrol).
Dengan tujuan :
1.
Menghilangkan
dan mengendalikan gejala asma
2.
Mencegah
eksaserbasi akut
3.
Meningkatkan
dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin
4.
Mengupayakan
aktivitas normal termasuk exercise
5.
Menghindari
efek samping obat
6.
Mencegah
terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow
limitation) ireversibel
7.
Mencegah
kematian karena asma
8.
Khusus
anak, untuk mempertahankan tumbuh kembang anak sesuai potensi genetiknya
Ada 5 komponen yang dapat diterapkan dalam penatalaksanaan asma, yaitu:
1.
KIE
dan hubungan dokter-pasien
2.
Identifikasi
dan menurunkan pajanan terhadap faktor resiko
3.
Penilaian,
pengobatan, dan monitor asma
4.
Pentalaksanaan
asma eksaserbasi akut, dan
5.
Keadaan
khusus seperti ibu hamil, hipertensi, diabetes melitus, dll
Pada prinsipnya penatalaksanaan asma klasifikasikan
menjadi penatalaksanaan asma akut/saat serangan, dan penatalaksanaan asma
jangka panjang
1.
Penatalaksanaan asma akut (saat serangan)
Serangan akut adalah episodik perburukan pada asma yang
harus diketahui oleh pasien. Penatalaksanaan asma sebaiknya dilakukan oleh
pasien di rumah, dan apabila tidak ada perbaikan segera ke fasilitas pelayaan
kesehatan. Penanganan harus cepat dan disesuaikan dengan derajat serangan.
Penilaian beratnya serangan berdasarkan riwayat serangan terasuk gejala,
pemeriksaan fisik dan sebaiknya pemeriksaan faal paru, untuk selanjutnya
diberikan pengobatan yang tepat dan cepat.
Pada serangan asma obat-obat yang digunakan adalah :
a.
Bronkodilator
(β2 agonis kerja cepat dan ipratropium bromida)
b.
Kortikosteroid
sistemik
Pemberian obat-obat bronkodilator diutamakan dalam bentuk
inhalasi menggunakan nebuliser.
2.
Penatalaksanaan asma jangka panjang
Penatalaksanaan asma jangka panjang bertujuan untuk
mengontrol asma dan mencegah serangan. Pengobatan asma jangka panjang
disesuaikan degan klasifikasi beranya asma. Prinsip pengobatan jangka panjang
meliputi edukasi, obat asma (pengontrol dan pelega), dan menjaga kebugaran.
Edukasi yang diberikan mencakup :
a.
Kapan
pasien berobat/mencari pertolongan
b.
Mengenali
gejala serangan asma secara dini
c.
Mengetahui
obat-obat pelega dan pengontrol serta cara dan waktu penggunaannya
d.
Mengenali
dan menghindari faktor pencetus
e.
Kontrol
teratur
Obat asma terdiri pelega dan pengontrol. Obat pelega
diberikan saat serangan asma, sedangka obat pengontrol ditujukan untuk
pencegahan serangan asma dan diberikan dalam jangka panjang dan terus menerus.
Untuk mengontrol asma digunakan anti inflamasi (kortikosteroid inhalasi). Pada anak, kontrol lingkungan mutlak
dilakukan sebelum diberikan kortikosteroid dan dosis diturunkan apabila dua
sampai tiga bulan kondisi telah terkontrol.
Obat asma yang digunakan sebagai pengontrol antara lain :
a.
Inhalasi
kortikosteroid
b.
β2
agonis kerja panjang
c.
antileukotrien
d.
teofilin
lepas lambat
Pada anak yang
ditemui sedang asma upaya yang dapat
dilakukan orang sekitar adalah :
1.
Menenangkan
anak
2.
Berikan
ruang cukup
3.
Berikan
posisi yang nyaman (tinggikan bagian kepala dengan menggunakan 2-3 bantal)
4.
Beri
dan bantu anak menggunakan obat inhaler
5.
Cobalah
untuk mengajak anak bernapas perlahan-lahan dan dalam
6.
Usahakan
untuk memberikan ventilasi udara yang baik
7.
Jika
setelah 3 menit tidak ada perubahan, cbalah untuk memberikan obat inhaler
kembali
8.
Jika
obat inhaler tidak memberikan pengaruh atau bertambah parah setelah 5 menit,
cobalah untuk memberikan obat 5-10 kali sambil membawa anak ke dokter untuk
mendapatkan pertolongan
G. Pencegahan
Upaya pencegahan
asma dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
1. Pencegahan primer
Ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada bayi dengan
resiko asma (orang tua asma), dengan cara :
a. Penghindaran asap rokok dan polutan lain selama kehamilan
dan masa perkembangan bayi/anak
b. Diet hipoalergenik ibu hamil, asalkan/dengan syarat diet
tersebut tidak mengganggu asupan janin
c. Pemberian ASI eksklusif samapi usia 6 bulan
d. Diet hipoalergenik ibu menyusui
2. Pencegahan sekunder
Ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah
tersentisisasi dengan cara menghindari pajanan asap rokok, serta alergen dalam
ruangan terutama tungau debu rumah.
3. Pencegahan tersier
Ditujukan untuk mencegah manifestasi asma pada anak yang
telah menunjukkan manifestasi penyakit alergi. Sebuah penelitian multisenter
yang dikenal dengan nama ETAC Study(early treatment of atopic children)
mendapatkan bahwa pemberian Setirizin selama 18 bulan pada anak atopi dengan
dermatitis atopi dan IgE spesifik terhadap serbuk rumput (pollen) dan tungau
debu rumah menurunkan kejadian asma sebanyak 50%. Perlu ditekankan bahwa
pemberian Setirizin pada penelitian ini bukan sebagai pengendali asma (controller)
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Azwar, Saifuddin. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bahiyatun. 2009. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Bobak. 2005. Buku
Ajar Keperwatan Maternitas. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Manuaba, I. A. Sri Kusuma Dewi Suryasaputra dkk. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Bidan. Jakarta : EGC
Mustika, N.H. 2012. Bahan
Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Purwanti, E. 2012. Asuhan
Kebidanan untuk Ibu Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Rustam, Mochtar. 2009. Sinopis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
Saifuddin. 2010. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
PRETEST
1. |
Asma adalah
keadaan penyempitan saluran pernapasan |
B / S |
2. |
Asma bisa
karena keturunan |
B / S |
3. |
Asma penyakit
ringan yang tidak menyebabkan komplikasi |
B / S |
4. |
Sering batuk
pada malam hari merupakan tanda awal gejala asma |
B / S |
5. |
Memposisikan
tidur terlentang dengan kepala datar merupakan langkah terbaik saat anak
terkena asma |
B / S |
POSTTEST
1. Apa
yang anda ketahui tentang asma?
a. Asma
bersifat hilang timbul
b. Asma
dapat meyebabkan kematian
c. Asma
terjadi karena penyempitan saluran nafas
d. Benar
semua
e. Salah
semua
2. Faktor
yang menyebabkan asma adalah
a. Alergi
debu
b. Keturunan
c. Efek
dari obat tertentu
d. Benar
semua
e. Salah
semua
3. Apa komplikasi yanga dapat
terjadi akibat asma?
a. Enfisema
paru
b. Radang
pada saluran nafas bawah
c. Gangguan
pertimbuhan fisik
d. Benar
semua
4. Apa saja tanda gelaja awal asma?
a. Batuk
pada malam hari
b. Ngos-ngosan
saat beraktifitas
c. Mudah
lelah
d. Pilek
atau alergi
e. Benar
semua
5. Posisi
terbaik ketika asma kambuh yaitu
a. Tidur
terlentang dengan posisi kaki lebih tinggi
b. Tidur
terlentang dengan posisi kepala lebih tinggi
c. Tidur
terlentang dengan posisi kepala datar
d. Tidur
miring kiri
e. Benar
semua
Komentar
Posting Komentar