Langsung ke konten utama

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI PONDOK PESANTREN AL FITRAH Bekerjasama dengan Puskesmas T.K.

 

SATUAN ACARA PENYULUHAN

 

 

1.         Pokok Bahasan                : Pendewasaan Usia Perkawinan.

2.         Sasaran                             : Siswi SMA Pondok Pesantren A.

3.    Hari/ tanggal                    : ..........,....................... 2019

4.         Waktu.................................................. WIB

5.         Tujuan Instruksional Umum :

Pada akhir penyuluhan ini peserta mengetahui usia perkawinan yang ideal.

6.         Tujuan Instruksional Khusus :

a)            Peserta mampu memahami konsep remaja.

b)           Peserta mampu memahami konsep keluarga yang ideal.

c)           Peserta mampu menyebutkan persiapan mencapai keluarga ideal.

d)         Peserta mampu menyebutkan peran masing-masing keluarga.

e)           Peserta memahami maksud dari Pendewasaan Usia Perkawinan.

f)            Peserta mampu menyebutkan dampak pernikahan usia dini.

7.         Media Penyuluhan           : leaflet, power point

8.         Metode Penyuluhan         : Pre test, Ceramah, Tanya jawab, Post test, Focus Group Discussion.

9.         Petugas penyuluh :

a)           Siwi Anindita Vidyasti, S.Keb.

b)          Rina Septi Andriani, S.Keb.

c)           Rezita Endri Suci Rahayu, S.Keb.

10.     Materi                              : Terlampir.

11.     Kegiatan Penyuluhan       :

 

No

Kegiatan

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan

Sasaran

Media

1.

Pembukaan

5menit

a)       Salam pembuka.

b)       Memperkenalkan diri.

c)       Menyebutkan tentang materi penyuluhan.

d)      Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

e)       Melakukan pre test

Mendengarkan dan menjawab pre test

Microphone


 

2.

Penyuluhan

15 menit

a)  Peserta              mampu memahami konsep remaja.

b)  Peserta              mampu memahami konsep keluarga yang ideal.

c)  Peserta              mampu menyebutkan persiapan                      mencapai keluarga ideal.

d)  Peserta              mampu menyebutkan       peran masing-masing keluarga.

e)  Peserta        memahami maksud                   dari

Pendewasaan        Usia Perkawinan.

f)  Peserta              mampu menyebutkan dampak pernikahan usia dini.

Memperhatikan penyuluhan

Microphone, power      point, leaflet

3.

Penutup

10 menit

a)           Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya.

b)          Memberi pertanyaan tanpa penunjukan penjawab.

c)           Menyimpulkan materi secara garis besar.

d)          Melakukan post test.

e)           Salam penutup.

a)  Mengajukan pertanyaan.

b)  Menanggapi jawaban.

c)  Menjawab

post test.

d) Menanggapi salam

Microphone, Post Test

12.     Evaluasi

a.     Struktur :

1)         Materi, Media dan SAP telah dipersiapkan dengan baik.

2)         Daftar hadir peserta penyuluhan telah di persiapkan dengan baik.

b.     Proses.

1)         Penyuluhan dimulai tepat waktu.

2)         Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

3)         Peserta mengajukan pertanyaan dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar.

4)         Peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai.

5)         Penyuluhan berjalan lancar sesuai SAP.


c.       Hasil :

1)         Peserta mampu menjelaskan konsep remaja.

2)         Peserta mampu menjelaskan konsep pembentukan dan peran keluarga ideal.

3)         Peserta mampu menjelaskan konsep Pendewasaan Usia Perkawinan.

4)         Peserta mampu menyebutkan dampak Pernikahan Usia Dini.

5)         Nilai post test mengalami peningkatan.


LAMPIRAN MATERI

 

 

1.      Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, danperubahan sosial. Menurut WHO (2014), masa remaja berada antara umur 10-19 tahun.

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja:

a.       Remaja awal (early adolescent)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan- perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yangmenyertai perubahan-perubahan itu.

b.       Remaja madya (middle adolescent)

Pada tahap ini ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengandirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahumemilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya.

c.       Remaja akhir (late adolescent)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandaidengan pencapaian lima hal yaitu:

-        Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

-        Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dandalam pengalaman- pengalaman baru.

-        Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

-        Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) digantidengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.


-        Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) danmasyarakat umum (Sarwono, 2010).

Berkaitan dengan kesehatan reproduksi menurut Widyastuti (2009), remaja kita sangat perlu untukmengenal perkembangan remaja serta ciri- cirinya. Berdasarkan sifat atau ciriperkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu:

a.      Masa remaja awal (10-12 tahun)

-          Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.

-          Tampak dan merasa ingin bebas.

-          Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya danmulai berpikir yang khayal (abstrak).

b.      Masa remaja tengah (13-15 tahun)

-          Tampak dan ingin mencari identitas diri.

-          Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.

-          Timbul perasaan cinta yang mendalam.

c.       Masa remaja akhir (16-19 tahun)

-          Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.

-          Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

-          Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

-          Dapat mewujudkan perasaan cinta.

-          Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

 

2.      Keluarga Ideal

Menurut BKKBN, keluarga ideal adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Ciri-ciri keluarga yang ideal antara lain adalah :

a.       Adanya ketenangan jiwa yang dilandasi oleh ketakwaan kepada Allah SWT.


b.       Hubungan yang harmonis antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam keluarga dan masyarakat.

c.       Terjamin kesehatan jasmani, rohani dan sosial.

d.      Cukup sandang, pangan, papan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keluarga ideal memiliki beberapa arti, yakni ibu dan bapak beserta anak-anaknya, orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, sanak saudara atau kaum kerabat, satuan kekerabtan yang sangat mendasar dalam masyarakat.

Menurut Sodik (2015), keluarga adalah suatu kesatuan sosial yang terkecil di dalam masyarakat, yang diikat oleh tali pernikahan yang sah. Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman, damai, dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya (Mufidah, 2013). Menurut KBBI (2005), adapun pasangan suami istri adalah pria dan wanita yang pasangan hidup secara sah dan resmi melalui jalur pernikahan.

Keluarga ideal yang dimaksud adalah kelompok paling kecil dalam masyarakat yang minimal terdiri dari suami dan istri (baik yang sudah tinggal di rumah sendiri atau masih tinggal dengan mertua) yang menjalani kehidupan rumah tangga sesuai dengan keinginan dan harapan masing- masing, dihiasi dengan ketenangan dan kebahagiaan, sehingga dapat mencapai tujuan bersama (Mufidah, 2013).

 

3.      Persiapan untuk mencapai keluarga ideal

Pasangan   yang   mau   menikah,    sangat    diperlukan    adanya persiapan untuk menikah. Persiapan inilah yang menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Diantara persiapan menikah menurut Washfi (2005) antara lain:

a.       Kesehatan fisik dan psikis

Kesehatan sangat diperlukan untuk bekal menikah. Tidakhanya kesehatan fisik, kesehatan psikis juga sangat diperlukan.Seperti, jiwa


yang senantiasa tenang, tentram dan damai menjadisalah satu hal penting untuk bekal menikah.

b.       Keilmuan

Suami   istri   perlu    memiliki    bekal    ilmu    yang    akan menemani setiap perjalanan rumah tangga mereka.

c.       Persiapan untuk masa sebelum hamil

Persiapan yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik, penunjang, pemberian imunisasi, suplementasi gizi, konsultasi kesehatann, dan pelayanan kesehatan lainnya (Menkes RI, 2014).

 

4.      Peran suami, istri dan anak dalam keluarga

-          Peran suami : kepala keluarga, memberi nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,

-          Peran istri : mengrurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak- anaknya

-          Peran anak : melaksanakan peranan psikologi sosial sesuai tingkat perkembangannya secara fisik, mental, sosial dan spiritual

 

5.      Pendewasaan Usia Perkawinan

Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakan apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka penundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan.

Beberapa alasan medis secara objektif dari perlunya penundaan usia kawin pertama dan kehamilan pertama bagi istri yang belum berumur 20 tahun adalah sebagai berikut:

a.     Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga risiko terjadi kehamilan prematur.


b.    Keguguran, karena usia <20 tahun ketika hamil mudah merasakan cemas dan stress berlebih.

c.     Perdarahan dan infeksi, karena otot rahim masih terlalu lemah.

Selain itu fenomena nikah muda mengancam terjadinya perceraian karena kondisi psikis yang masih labil.

 

6.      Dampak Pernikahan Usia Dini

a.         Dampak Ekonomi

Pernikahan usia dini menimbulkan siklus kemiskinan. Anak remaja (<15–16 tahun) seringkali belum mapan atau tidak memiliki pekerjaan yang layak dikarenakan tingkat pendidikan mereka yang rendah. Sehingga beban keluarga mereka ditanggung oleh orang tua mereka. Selain menghidupi kebutuhan keluarga, orang tua juga harus menghidupi kebutuhan anaknya yang menikah dini tersebut. Kondisi ini akan berlangsung secara repetitif turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya sehingga kemiskinan struktural akan terbentuk. Kecuali jika pasangan laki-lakinya jauh lebih tua dan memiliki pendidikan yang cukup tinggi, sehingga mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang layak untuk menghidupi keluarga.

d.      Dampak Sosial

Perkawinan anak juga berdampak pada potensi perceraian dan perselingkuhan dikalangan pasangan muda yang baru menikah. Hal ini dikarenakan emosi yang masih belum stabil sehingga mudah terjadi pertengkaran dalam menghadapi masalah kecil sekalipun. Adanya pertengkaran terkadang juga menyebabkan timbulnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)/kekerasan seksual terutama yang dialami oleh istri di karenakan adanya relasi hubungan yang tidak seimbang.

e.       Dampak Kesehatan

Bagi ibu, menurut data Dinas Kesehatan Banyuwangi pada tahun 2014, kasus kematian ibu (AKI) terjadi pada usia antara 20-23 tahun dan diduga mereka adalah perempuan yang melakukan perkawinan usia dini, walaupun dalam pencatatan di Dinas Kesehatan tidak tercatat usia


pernikahan mereka. Selain itu terdapat kasus pecah rahim sehingga harus diangkat dan ekslamsi karena hamil di usia muda.

Anatomi tubuh anak belum siap untuk proses berhubungan seksual dini, mengandung dan melahirkan sehingga dapat menimbulkan komplikasi abstructed labour serta obstructric fistula. Fistula merupakan kerusakan pada organ kewanitaan yang menyebabkan kebocoran urin atau faces ke dalam vagina. Wanita kurang dari 20 tahun sangat rentan mengalami obstretric fistula. Melakukan hubungan seksual terlalu dini juga beresiko terkena penyakit menula seksual, HIV dan juga kanker serviks. Anatomi panggul yang belum matang beresiko untung terjadinya persalinan lama sehingga meningkatkan resiko kematian bayi dan neonautus.

Bagi bayi, salah satu penyebab naiknya angka kasus kematian bayi ini adalah karena berat badan lahir rendah (BBLR) akibat kurang gizi. Menurut hasil wawancara dengan Dinas Kesehatan bagian Ibu dan Anak, di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013, salah satu dampak signifikan dari pernikahan anak adalah ibu muda tidak tahu atau tidak memahami masalah kehamilan, sehingga terkadang anak yang dilahirkan menjadi kurang gizi hingga menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR) dan akhirnya meninggal setelah dilahirkan.

Anak yang dilahirkan dari pernikahan dini beresiko mengalami keterlambatan perkembangan, kesulitan belajar, gangguan perilaku dan cenderung menjadi orang tua di usia dini pula. Karena menjadi orang tua di usia dini dengan ketrampilan yang kurang untuk mengasuh anak.

f.        Dampak Psikologis

Pasangan secara mental belum siap menghadapi perubahan peran sebagai suami/istri, orang tua, partner seks dan menghadapi masalah rumah tangga sehingga seringkali menimbulkan gangguan perkembangan kepribadian serta penyesalan akan kehilangan masa sekolah dan remaja. Perkawinan usia dini berpotensi kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan trauma sampai kematian terutama dialami oleh remaja perempuan dalam perkawinan. Kehamilan di usia


dini akan mengakibatkan trauma yang berkepanjangan dan krisis percaya diri.





DAFTAR PUSTAKA

 

Dharmayanti, M. 2013. Overview Aolescent Health Problem and Services. www.idai.or.id/remaja/artikel.asp?q=200994155149. Diakses pada tanggal 30 Maret 2019

Mufidah. 2013. Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Ed. Revisi.

Malang : UIN-Maliki Press

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014 Prihutomo, Sigit. 2018. Mencegah Pernikahan Anak melalui Program KKBPK.

Seminar Nasional Kependudukan. Banjarmasin

Sodik, Abror. 2015. Fikih Keluarga Muslim. Yogyakarta : Aswaja Pressindo Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka

 

Washfi, Muhammad. 2005. Mencapai Keluarga Barokah. Terjemahan oleh Humaidi Syuhud dan Ahmadi Andianto. Yogyakarta : Mitra Pustaka

Eddy dan Shinta. 2009. Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Saripediatri.

Vol.11, No 2.

Djamilah dan Reni. 2014. Dampak Perkawinan Anak di Indonesia. Jurnal Studi Pemuda. Vol.3, No 1.









Pretest

 

1.      Bagaimana cirri-ciri keluarga yang ideal menurut anda?

a.       Adanya ketenangan jiwa yang dilandasi oleh ketakwaan kepada Tuhan

b.       Hubungan yang harmonis antara individu dalam keluarga dan masyarakat.

c.       Cukup sandang, pangan, papan

d.      Betul semua

2.      Mencakup apa sajakah fungsi dari keluarga?

a.         Sosialisasi

b.         Ekonomi

c.         Fisik

d.        Reproduksi

e.         Betul semua

3.      Pada usia berapakah anda berencana untuk menikah?

a.         <17 tahun

b.         17-20 tahun

c.         ≥20 tahun

d.        ≥25 tahun

4.      Apa yang anda ketahui mengenai pendewasaan usia perkawinan?

a.       Upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria

b.       Upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 18 tahun bagi wanita dan 20 tahun bagi pria

c.       Menunda usia perkawinan minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria

d.      Menunda usia perkawinan minimal pada saat perkawinan yaitu 18 tahun bagi wanita dan 20 tahun bagi pria

5.      Usia berapakah idealnya wanita siap untuk hamil?

a.       17 tahun

b.       18 tahun

c.       19 tahun

d.      20 tahun

e.       ≥21 tahun









Posttest

 

1.      Bagaimana cirri-ciri keluarga yang ideal menurut anda?

a.         Adanya ketenangan jiwa yang dilandasi oleh ketakwaan kepada Tuhan

b.         Hubungan yang harmonis antara individu dalam keluarga dan masyarakat.

c.         Cukup sandang, pangan, papan

d.        Betul semua

2.      Mencakup apa sajakah fungsi dari keluarga?

a.         Sosialisasi

b.         Ekonomi

c.         Fisik

d.        Reproduksi

e.         Betul semua

3.      Pada usia berapakah anda berencana untuk menikah?

a.         <17 tahun

b.         17-20 tahun

c.         ≥20 tahun

d.        ≥25 tahun

4.      Apa yang anda ketahui mengenai pendewasaan usia perkawinan?

a.         Upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria

b.         Upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 18 tahun bagi wanita dan 20 tahun bagi pria

c.         Menunda usia perkawinan minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria

d.        Menunda usia perkawinan minimal pada saat perkawinan yaitu 18 tahun bagi wanita dan 20 tahun bagi pria

5.      Usia berapakah idealnya wanita siap untuk hamil?

a.         17 tahun

b.         18 tahun

c.         19 tahun

d.        20 tahun

e.         ≥21 tahun


 

 

 

Hari                 :

Tanggal           :

Pukul               :


DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN


 

 

NO.

NAMA PESERTA

TANDA TANGAN

1.

 

1.

 

2.

 

 

2.

3.

 

3.

 

4.

 

 

4.

5.

 

5.

 

6.

 

 

6.

7.

 

7.

 

8.

 

 

8.

9.

 

9.

 

10.

 

 

10.

11.

 

11.

 

12.

 

 

12.

13.

 

13.

 

14.

 

 

14.

15.

 

15.

 

16.

 

 

16.

17.

 

17.

 

18.

 

 

18.

19.

 

19.

 

20.

 

 

20.

21.

 

21.

 

22.

 

 

22.

23.

 

23.

 

24.

 

 

24.

25.

 

25.

 

26.

 

 

26.

27.

 

27.

 

28.

 

 

28.

29.

 

29.

 

30.

 

 

30.

31.

 

31.

 

32.

 

 

32.

33.

 

33.

 


 

34.

 

34.

 

35.

 

 

35.

36.

 

36.

 

37.

 

 

37.

38.

 

38.

 

39.

 

 

39.

40.

 

40.

 

41.

 

 

41.

42.

 

42.

 

43.

 

 

43.

44.

 

44.

 

45.

 

 

45.

46.

 

46.

 

47.

 

 

47.

48.

 

48.

 

49.

 

 

49.

50.

 

50.

 

51.

 

 

51.

52.

 

52.

 

53.

 

 

53.

54.

 

54.

 

55.

 

 

55.

56.

 

56.

 

57.

 

 

57.

58.

 

58.

 

59.

 

 

59.

60.

 

60.

 

61.

 

 

61.

62.

 

62.

 

63.

 

 

63.

64.

 

64.

 

65.

 

 

65.

66.

 

66.

 

67.

 

 

67.

68.

 

68.

 

69.

 

 

69.

70.

 

70.

 

71.

 

 

71.

72.

 

72.

 

73.

 

 

73.

 






Komentar

Trending

Evian Brumisateur Facial Spray Review

Pas lagi nyari produk untuk melembabkan wajah, banyak yang saranin buat pakai produk Evian. Aku gak tau produk apa itu dan bagaimana rupa produk tersebut. Aku coba browsing tentang produk ini dan dapet banyak kabar, katanya produk ini bagus banget. Aku tinggal di Kota Serang dan gak tau bisa dapet produknya dimana. Suatu hari nih, hehe, aku ke toko buku di Intermedia yang terletak di Ciceri Kota Serang Banten, kira-kira 15 menit dari rumah aku. Setelah selesai beli buku, aku berniat untuk beli body lotion di toko sebelah, yaitu gerai DAN+DAN. Masuk deh kesitu dan disambut sama mbak-mbak penjaganya yang ramah. Gak lama aku langsung dapet apa yang aku butuhin, namanya cewek, gakbisa banget buat nggak ngepoin produk apa aja yang dijual disana. hehe wahhhh... aku nemu nih produk yang lagi aku cari. kebetulan banget. Tapi di sana gak tertera harga Evian  Facial Spray, akhirnya aku tanya sama mbak-mbak yang nyambut aku pas dateng. Mbaknya bilang "Maaf ya label harganya bel...

Wajah Glowing dengan MS Glow (Review jujur tentang Ms Glow, baca sampai akhir yaa)

Semua perempuan pasti mendambakan wajah glowing, apalagi dengan budget yang pas-pasan. Sebelumnya aku pakai krim wajah dari salah satu klinik kecantikan ditempatku tinggal. Tapi aku ngerasa wajahku kusam, apalagi sekarang aku tinggal di kota Surabaya yang membuat aku harus bersahabat dengan matahari. Aku seorang mahasiswi di salah satu universitas negeri di Surabaya dan saat ini sedang memasuki program KKN pada akhir tahun 2017 di Gresik. Seorang mahasiswa yang sedang KKN harus lebih bersahabat dengan matahari, karena selalu melakukan kegiatan outdoor. Akibatnya wajah aku semakin kusam :( aku posting ini di tahun 2018 karena aku mau kasih review sesuai dengan pengalamanku. Akhirnya aku sharing dengan beberapa teman dan sampailah keputusanku untuk pakai Ms Glow. Awalnya aku belum tahu ternyata Ms Glow sudah buka cabang di Surabaya, aku dapet produknya dikirim temannya temenku yang tinggal di Malang, karena memang kantor pusat Ms Glow berada disana. Setelah aku melakukan konsultasi onlin...

Sudut Pertemuan

    Seseorang yang akan menemuimu di satu hari yang membahagiakan, seolah menjadi saksi bahwa ketetapan-Nya itu nyata. Seseorang yang bersedia untuk datang. Seseorang yang akan menjawab seluruh doa-doa selama masa penantian. Seseorang yang kamu minta kepada yang maha tepat.     Bisa saja ia yang selalu berada disampingmu, bisa juga ia adalah seseorang yang belum pernah kamu temui. Langkahnya dan langkahmu dituntun oleh-Nya, bertemu disatu titik yang sama, dalam waktu yang tepat dan keadaan yang tepat. Tidak ada yang tahu, kecuali Allah.     Waktu akan berjalan dengan sendirinya, sesuai kehendak-Nya. Tidak tergesa apalagi memaksa. Apa yang kita sangka baik, belum tentu sepenuhnya baik, pun sebaliknya. Jalani hari dengan sebaik-baiknya, dengan kesabaran bahwa akan ada jalan ini menemui satu sudut yang berbeda. Sudut yang terbentuk dari pertemuan kamu dan dia.     Jika hari itu datang, kamu akan memintanya untuk mencintaimu. Jika kamu saja tidak dapa...